Cerita Indra Rudiansyah, WNI yang Gabung Tim Pembuat Vaksin COVID-19 di Oxford

22 Juli 2020 14:39 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Oxford University. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Oxford University. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara di dunia sedang berusaha mengembangkan vaksin COVID-19 yang sedang diuji klinis untuk menghentikan wabah pandemi corona. Salah satunya di Inggris yang digarap oleh para peneliti di Universitas Oxford.
ADVERTISEMENT
"Hasil penelitian terbaru, vaksin COVID-19 Oxford menghasilkan respons kekebalan yang baik," tulis akun resmi Universitas Oxford di Inggris tersebut pada 20 Juli 2020.
Di balik kabar gembira itu, ternyata ada kontribusi mahasiswa Indonesia di sana. Dia adalah Indra Rudiansyah (29), mahasiswa S3 Program Clinical Medicine, Jenner Institute, Universitas Oxford.
Pria kelahiran Bandung tersebut menjadi satu-satunya mahasiswa Indonesia yang terlibat dalam pengembangan vaksin COVID-19 di Oxford. Indra merupakan sarjana S1 Mikrobiologi ITB dan S2 Bioteknologi ITB.
"Saat outbreak dan mengalami eskalasi menjadi pandemik, semua aktivitas di kampus ditutup kecuali untuk bidang yang terkait dengan COVID-19 atau SARS-CoV-2. Pada saat yang sama, project leader menawarkan untuk membantu pembuatan vaksin ini," ungkap Indra kepada kumparan, Rabu (22/7).
Indra Rudiansyah, mahasiswa Indonesia yang gabung tim pembuat vaksin COVID-19 di Oxford, Inggris. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Indra yang sebelumnya menggeluti bidang vaksin malaria, menerima tawaran itu agar bisa mengimplementasikan ilmunya untuk uji klinis. Keterlibatannya adalah sebagai penguji antibodi respons dari para volunteer yang sudah divaksinasi.
Keterlibatan Indra dalam tim yang dimulai sejak awal Mei 2020 membuahkan hasil dan kebanggaan. Usahanya di lab selama 10 jam hampir setiap harinya layak diapresiasi.
"Kalau di masa normal saya biasanya bekerja Senin sampai Jumat. Kalau sekarang kita tidak melihat weekend atau weekday. Jika tidak diperlukan ke lab, saya bekerja dari rumah untuk menerapkan physical distancing di lab," ungkapnya.

PR Setelah Vaksin Ditemukan

Menurut Indra Rudiansyah, vaksin yang sudah terbukti efektif melalui uji klinis dan mengantongi izin edar masih belum menjadi akhir dari pandemi.
ADVERTISEMENT
Banyak PR yang masih harus dikerjakan. Vaksin masih harus diproduksi secara massal, melewati serangkaian pengujian kualitas agar menjadi efektif digunakan, dan tentunya melakukan vaksinasi kepada masyarakat secara luas.
Indra Rudiansyah, mahasiswa Indonesia yang gabung tim pembuat vaksin COVID-19 di Oxford, Inggris. Foto: Dok. Istimewa
Terkait perdebatan vaksin bahkan soal kebenaran virus corona sendiri yang masih menuai pro-kontra di sebagian masyarakat Indonesia, Indra berpendapat bahwa kunci dari permasalahan tersebut terletak dari cara berkomunikasi atau penyampaian data sains kepada masyarakat yang masih awam.
"Jika kita melihat data sains pandemi COVID-19 dan keberadaan SARS-CoV-2 ini benar adanya. Permasalahannya bagaimana data sains ini bisa dikomunikasikan lebih baik kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat yang awam mengerti dan kita dapat menghapus keraguan tersebut," ungkap Indra.
Indra Rudiansyah dalam video vaksin COVID-19 Universitas Oxford. Foto: tangkapan layar video UniofOxford
Selain memberikan pemahaman kepada masyarakat awam, kunci komunikasi yang baik dapat meningkatkan kewaspadaan setiap individu untuk menekan penyebaran. Dengan vaksin ini, Indra berharap masyarakat bisa optimistis dalam melewati pandemi.
ADVERTISEMENT
"Meskipun begitu, euforia ini jangan membuat masyarakat Indonesia lengah. Harus tetap menerapkan upaya-upaya pencegahan penularan virus COVID-19. Seperti tetap mencuci tangan, memperhatikan higienitas, menerapkan physical distancing, dan memakai masker hingga pandemik benar-benar berakhir," pungkasnya.
****
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)