Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Terkena proyektil saat meliput demo Hong Kong , jurnalis Indonesia Veby Mega mengalami buta permanen di mata kanannya.
ADVERTISEMENT
Insiden tersebut membuat Veby Mega trauma. Ia berjanji akan menuntut keadilan bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Veby saat ini bekerja sebagai editor di media Suara. Surat kabar itu populer di lingkungan pekerja migran Indonesia di Hong Kong .
Berbicara dengan media asal Inggris, Reuters, Veby menceritakan bagaimana proyektil tersebut mengenai salah satu matanya.
Kejadian bermula kala dia meliput demo dua bulan lalu. Saat itu, ia sedang berada di sebuah jembatan.
Tiba-tiba, sebuah proyektil mengenai matanya. Veby yakin proyektil itu adalah peluru karet.
"Saat itu, saya merasa sudah tak bisa bertahan. Saya pikir ini adalah akhir," sebut Veby seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/12).
Seusai terkena tembakan, Veby mendengar suara rekannya berkata: "Kami jurnalis, hentikan ini, jangan tembak kami."
Kini, Veby dan kuasa hukum tengah fokus mengajukan gugatan terhadap polisi yang menembak matanya. Ia bahkan berharap kasus penembakannya bisa dibawa ke ranah perdata.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, sampai sekarang polisi Hong Kong belum merespons gugatan dari Veby. Aparat penegak hukum juga memilih bungkam saat ditanya Reuters soal gugatan Veby.
Sementara, Veby kini masih belum bisa lepas dari trauma kejadian berdarah yang menimpanya. Pengalaman buruk itu diakuinya terus menghantui kehidupan sehari-harinya.
"Ketika saya berada di rumah sakit, saya terbangun karena gambaran mengenai kejadian itu muncul lagi," sebut Veby.
"Rasanya seperti proyektil itu kembali datang, dan kembali mengenai mata kanan saya," sebut dia.
ADVERTISEMENT