Cerita Kepala BNPT soal Pelajar di Sudan Kena Radikalisme: Pulang, Kafirkan Ortu

27 Juni 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi terorisme. Foto: Prazis Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi terorisme. Foto: Prazis Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kepala BNPT, Komjen Pol Rycko Amelza, membeberkan upaya penanggulangan terorisme termasuk kepada para pelajar baik di luar dan di luar negeri. Rycko lalu bercerita soal sejumlah pelajar dari Sudan yang kembali ke RI malah berubah sikap jadi radikal.
ADVERTISEMENT
“Pelajar-pelajar kita yang dari Sudan yang pulang ke Indonesia sampai ke Indonesia sama orang tuanya komplain dan melapor kepada BNPT,” kata Rycko di raker bersama Komisi III DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6).
“Karena sampai di rumah mereka mengajarkan kepada orang tua dan mengkafirkan orang tuanya,” sambungnya.
Suasana rapat kerja Komisi III DPR bersama BNPT, Kamis (27/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Rycko menyebut, paham radikal itu terpapar ke pelajar Indonesia karena saat belajar di Sudan ada ekstrakurikuler yang tidak formal yang diikuti. Rycko menyebut, pihaknya sudah mengidentifikasi kelompok-kelompok radikal tersebut.
“Rupanya mereka mendapat pelajaran ekstrakulikuler yang tidak formal di sana, belajar mengaji dari beberapa kelompok yang sudah kami identifikasi,” ungkapnya.
Tren aksi terorisme di Indonesia. Foto: Youtube/TV Parlemen
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, BNPT berkomunikasi dengan Duta Besar Indonesia di Maroko untuk memberikan program deradikalisasi.
ADVERTISEMENT
Ini dilakukan karena pelajar yang hendak pulang ke Indonesia lewat Maroko lebih dulu.
“Alhamdulillah kami membuat MoU dengan Maroko dan bersedia untuk membantu mengkonsolidasikan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) kita,” ucap Rycko.
“Pak Dubesnya sangat aktif membantu kami, dan menjadi pintu masuk kita untuk menerapkan proses kontraradikalisasi, pelaksanaan kegiatan deradikalisasi di Maroko,” tutup dia.