Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Luhut saat Masih Kolonel Mengawal Paus Yohanes Paulus II
3 September 2024 11:13 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, membagikan pengalamannya saat mengawal Paus Yohanes Paulus II pada 9 Oktober tahun 1989 lalu. Kala itu, Paus Yohanes Paulus II datang ke Indonesia dan memimpin misa di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pengalaman itu dibagikan Luhut di akun Instagramnya pada Selasa (3/9). Momen ini juga berkaitan dengan kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia mulai hari ini hingga Kamis (5/9).
"Setelah selesai memimpin misa, Paus Yohanes Paulus II melambaikan tangan ke arah 130 an ribu orang yang hadir di Istora Senayan (sekarang Stadion Utama Gelora Bung Karno), pada 9 Oktober 1989. Dari barisan depan, saya bergerak cepat, mengawal kendaraan yang membawa beliau," kata Luhut.
Luhut bercerita saat itu pangkatnya masih Kolonel. Dia ditunjuk menjadi komandan Pasukan Pengamanan Khusus untuk mengawal kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia.
"Pangkat saya masih Kolonel kala Pak Try Sutrisno yang menjabat sebagai Panglima ABRI, menunjuk saya waktu itu menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Khusus untuk mengawal kunjungan Paus ke Indonesia," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Luhut, momen yang paling dia ingat ketika mengawal perjalanan Paus Yohanes Paulus II dari Tasitolu, Timor Leste, menuju Medan. Kata dia, saat di pesawat, dia duduk berhadap-hadapan dengan Paus. Semua pasukan pengamanan mulai kelelahan karena padatnya jadwal kunjungan waktu.
"Dengan mata yang agak sedikit berat karena mengantuk juga, saya melihat Paus tetap terjaga, duduk tenang dengan rosario di tangannya, menggerakkan jemarinya dalam doa. Melihat hal itu, saya berpikir, inikah yang disebut laku Bapa Suci? Ketika tiada hal duniawi yang ia dambakan, hanya hanya keinginan tulus untuk mendoakan seluruh umatnya," kata Luhut.
Kunjungan ke Vatikan
Luhut juga membagikan pengalamannya saat diberi tugas Presiden Jokowi untuk ke Vatikan. Saat itu, Luhut mengaku menyerahkan langsung surat yang ditulis oleh Jokowi kepada Paus Fransiskus.
ADVERTISEMENT
"Dan hari ini, lebih dari 3 dekade setelah kunjungan Paus Yohanes Paulus II, Paus Fransiskus melangkahkan kakinya di tanah Indonesia," ujarnya.
"Kedatangan Paus Fransiskus ke tanah air ini tidak hanya menjadi momen penting bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan saling menghormati. Terlebih lagi kita, sangat bangga karena Paus melihat nilai-nilai teladan dalam harmoni kehidupan antarumat beragama di Indonesia," sambungnya.
Luhut menyebut kedatangan Paus Fransiskus akan semakin memperkuat semangat kebersamaan dalam keberagaman, serta menginspirasi untuk terus hidup damai dan rukun.
"Semoga kehadiran beliau menjadi berkat dan membawa harapan baru bagi Indonesia yang damai, sejahtera, dan bersatu. Selamat datang di Indonesia, Paus Fransiskus. Negeri yang penuh kedamaian dalam keberagaman," tandasnya.
ADVERTISEMENT