Cerita Retno: 12 Tahun Rumah di Depok Tak Ditinggali karena Jadi Dubes dan Menlu

17 Oktober 2024 10:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membagikan cerita tentang rumahnya di Depok yang sudah 12 tahun tak ditempati akibat kesibukan sebagai Duta Besar dan Menlu.
ADVERTISEMENT
Setelah 21 Oktober, saat masa jabatannya resmi berakhir, Retno berencana kembali ke rumah tersebut.
“Pensiun, toh. Pulang kampung, kampungnya di Depok,” ujar Retno.
Dalam talkshow A1 bersama kumparan, Retno juga bercerita bahwa rumahnya di Depok sudah lama kosong.
“Rumah itu enggak ditinggali selama 12 tahun. Dua tahun saya jadi Dubes, lalu 10 tahun Menlu. Jadi, rumah mulai rembes, air nggak keluar. Tapi sekarang alhamdulilah sudah dibereskan, sudah layak huni,” ujarnya.
Menlu Retno Marsudi (kiri) berjabat tangan dengan Sekjen PBB António Guterres di New York. Foto: Dok: Kemlu
Pada awal September lalu, Menlu dua periode itu resmi ditunjuk oleh Sekjen PBB António Guterres sebagai Utusan Khusus untuk isu air, dengan fokus memperkuat kolaborasi global dalam menangani krisis air dunia.
Kini Retno hanya punya waktu 10 hari sebelum memulai tugas baru sebagai Utusan Khusus PBB untuk isu air pada 1 November. Ia sempat berbicara dengan pihak PBB mengenai persiapan ini.
ADVERTISEMENT
“Saya bilang ke UN, ‘Tunggu dulu, box-box pindahan saya harus dimasukin ke rumah di Depok dulu. Jadi, mulai 22 Oktober satu-satu dibuka,’” ceritanya.
Meski kelak berkarier di PBB, Retno memilih untuk tetap berbasis di Jakarta.
“Saya minta ke Sekjen PBB agar saya bisa berbasis di Jakarta, karena ibu saya sudah sepuh, dan cucu saya ada empat. I don't want to miss them,” ungkapnya.
Pemimpin Redaksi kumparan Arifin Asydhad berbincang dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Program Info A1 kumparan di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (14/10/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Retno akan bolak-balik Jakarta dan New York sesuai tuntutan tugasnya, mencakup mendorong tercapainya akses air bersih global hingga menyiapkan Konferensi Air PBB 2026.