Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Dari Finlandia hingga Jerman, Mahasiswa Pro-Palestina Demo & Bangun Perkemahan
8 Mei 2024 14:27 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Protes kampus yang dilakukan mahasiswa pro-Palestina menyebar hinga seluruh Eropa, Selasa (7/5). Senada dengan aksi di Amerika Serikat, pengunjuk rasa menyerukan pemutusan hubungan akademis dengan Israel imbas perang di Gaza.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pihak kampus menghadapi dilema untuk mengizinkan atau melakukan intervensi terhadap aksi massal ini.
Dikutip dari AP, polisi Jerman membubarkan ratusan aktivis pro-Palestina yang menduduki halaman Berlin’s Free University. Polisi menahan 169 orang di universitas di Amsterdam. Dua orang masih ditahan karena dicurigai melakukan kekerasan publik.
Dalam beberapa hari terakhir, mahasiswa mengadakan protes dan mendirikan perkemahan di Finlandia, Denmark, Italia, Spanyol, Prancis, dan Inggris.
Di Berlin, pengunjuk rasa mendirikan sekitar 20 tenda dan membentuk rantai manusia di sekeliling mereka. Sebagian besar menutupi wajah dengan masker dan mengenakan syal di kepala sambil meneriakkan slogan-slogan seperti "Viva, viva Palestina."
Penyelenggara mengatakan, protes tersebut terdiri dari mahasiswa dari berbagai universitas di Berlin dan individu lainnya.
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap beberapa orang dan menggunakan semprotan merica ketika bentrokan terjadi antara petugas dan pengunjuk rasa. Pengurus sekolah mengatakan, mereka telah memanggil polisi lantaran pengunjuk rasa menolak dialog apa pun. Beberapa di antaranya bahkan sempat berusaha menduduki ruang kuliah.
“Pendudukan tidak dapat diterima di kampus FU Berlin,” kata rektor universitas, Guenter Ziegler.
“Kami bersedia untuk melakukan dialog akademis – tetapi tidak dengan cara ini,” tambahnya
Wali Kota Berlin, Kai Wegner, memuji keputusan sekolah untuk memanggil polisi sebelum keadaan menjadi lebih buruk.
Di kota Leipzig, Jerman timur, sekitar 50 pengunjuk rasa pro-Palestina mendirikan tenda di Leipzig University dan menduduki ruang kuliah. Asosiasi mahasiswa utama di negara bagian Saxony, tempat Leipzig berada, meminta universitas tersebut menghentikan pengambilalihan tenda demi keselamatan mahasiswa Yahudi dan Israel.
Di Belanda, polisi membubarkan kamp demonstrasi pro-Palestina di University of Amsterdam, memukuli beberapa pengunjuk rasa dan merobohkan tenda. Di media sosial X, polisi mengatakan sikap tersebut diperlukan untuk memulihkan ketertiban.
ADVERTISEMENT
Polisi menggunakan mesin penggali untuk menyingkirkan barikade. Petugas dengan tongkat dan perisai bergerak masuk. Para pengunjuk rasa telah membentuk barikade dengan kayu dan sepeda.
Sejumlah 3.000 demonstran, termasuk mahasiswa dan staf, berkumpul di dekat lokasi kamp yang dibongkar sambil meneriakkan slogan-slogan termasuk, "Palestina akan bebas!" dan "Polisi di luar kampus!"
Dosen departemen studi media universitas tersebut, Jamil Fiorino-Habib, mengatakan bahwa satu-satunya jalan ke depan adalah boikot akademis total terhadap Israel.
"Kami berbagi kemarahan dan kebingungan atas perang tersebut, dan kami memahami bahwa ada protes terhadap hal tersebut. Kami menekankan bahwa di dalam universitas, dialog mengenai hal ini adalah satu-satunya jawaban," jelas pihak University of Amsterdam.
Pada sore hari, sekelompok mahasiswa yang melakukan protes menduduki salah satu gedung kampus.
ADVERTISEMENT
Di Austria, sekitar 20 tenda digunakan pengunjuk rasa di halaman utama University of Vienna. Ketika polisi mengawasi, para pengunjuk rasa menutup perkemahan yang terletak di dekat peringatan bagi orang-orang Yahudi Austria yang tewas dalam Holocaust.
University of Vienna dan Persatuan Mahasiswa utama Austria menjauhkan diri dari protes tersebut.
Serikat pekerja mengatakan, kelompok antisemitisme termasuk di antara penyelenggara protes. Hal itu kemudian dibantah oleh para pengunjuk rasa.
Kamp-kamp protes pro-Palestina bermunculan di puluhan universitas di Inggris, termasuk di Oxford dan Cambridge.
Mereka mendesak institusi-institusi tersebut untuk sepenuhnya mengungkapkan investasi, memutus hubungan akademis dengan Israel, dan melakukan divestasi dari bisnis yang terkait dengan negara tersebut.
“Keuntungan Oxbridge tidak bisa terus meningkat dengan mengorbankan nyawa warga Palestina, dan reputasi mereka tidak boleh lagi dibangun atas dasar menutupi kejahatan Israel,” ungkap pengunjuk rasa di kedua universitas tersebut.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 200 akademisi Oxford menandatangani surat terbuka yang mendukung protes bela Palestina.
Di Finlandia, puluhan pengunjuk rasa dari kelompok solidaritas mahasiswa untuk Palestina mendirikan kamp di luar gedung utama Universitas Helsinki. Mereka menegaskan akan tinggal di sana sampai institusi akademik terbesar di Finlandia itu memutuskan hubungan akademis dengan kampus-kampus Israel.
Di Denmark, mahasiswa mendirikan perkemahan pro-Palestina di University of Copenhagen. Universitas mengatakan, mahasiswa dapat melakukan protes dengan tetap meminta mereka menghormati peraturan di lingkungan kampus.
Di Italia, mahasiswa University of Bologna juga mendirikan tenda pada akhir pekan untuk menuntut diakhirinya perang di Gaza. Sekelompok mahasiswa mengorganisir protes serupa dan sebagian besar dilakukan secara damai di Roma dan Napoli.
Di Spanyol, puluhan mahasiswa menghabiskan lebih dari seminggu di perkemahan pro-Palestina di kampus University of Valencia. Kamp serupa juga didirikan pada Senin (5/5) di University of Barcelona dan University of the Basque Country. Sebuah kelompok yang mewakili mahasiswa di universitas negeri Madrid akan meningkatkan protes dalam beberapa hari mendatang.
ADVERTISEMENT
Di Paris, sekelompok mahasiswa menyerukan pertemuan solidaritas dengan warga Palestina, Selasa (7/5) malam. Mahasiswa Paris Institute of Political Studies (Sciences Po) terlihat memasuki kampus untuk mengikuti ujian, sementara polisi menjaga ketat dengan berdiri di pintu masuk.