Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dari Libya, Ayah Pengebom Konser di Manchester Angkat Bicara
25 Mei 2017 16:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Ayah dari pengebom konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, angkat bicara. Dia mengaku tidak percaya putranya tega melakukan bom bunuh diri yang menewaskan 22 orang.
ADVERTISEMENT
Ditemui Reuters di Libya, Ramadan Abedi, ayah dari Salman Abedi, mengaku bicara dengan putranya itu lima hari lalu. Saat itu, kata Ramadan, semuanya terlihat normal.
Dalam pembicaraan itu, Salman mengatakan ingin pergi haji ke Mekkah. "Saya berbicara dengan dia lima hari lalu, tidak ada yang aneh," ujar Ramadan.
Ramadan tinggal di Libya untuk bergabung dalam operasi perlawanan dalam revolusi 2011 yang menewaskan Moammar Khadafi. Putranya tetap di Inggris bersama adik dan ibu mereka.
Salman diyakini menjalani latihan di beberapa negara sebelum meledakkan diri di Manchester, salah satunya di Libya. Pria 22 tahun itu diduga kuat bergabung dengan ISIS.
ADVERTISEMENT
Namun Ramadan mengatakan putranya tidak tergabung dalam gerakan militan apapun.
"Salman tidak tergabung dalam organisasi apapun. Keluarga bingung karena Salman tidak punya ideologi apa-apa," kata Ramadan.
Dia mengaku tidak mengira putranya tega melakukan tindakan tersebut. Menurut Ramadan, ada tangan tersembunyi yang mendorong putranya melakukan bom bunuh diri.
Kami mengutus tindakan teroris terhadap warga sipil dan orang yang tidak berdosa," ujar Ramadan.
Tiba-tiba di tengah wawancara rumah Ramadan disambangi oleh pasukan keamanan Libya atau yang dikenal dengan Rada. Ramadan ditangkap atas tuduhan terorisme.
Putra Ramadan yang lain, adik dari Salman, Hashem, pada Selasa lalu juga ditangkap di Tripoli atas tuduhan terlibat jaringan ISIS.
ADVERTISEMENT
"Kami punya bukti dia (Salman) terlibat Daesh (ISIS) dengan adiknya. Kami telah mengikuti dia lebih dari satu bulan setengah. Hashem melakukan kontak dengan kakaknya dan dia tahu soal serangan itu," ujar Ahmed bin Salem, juru bicara Rada.