Demokrat Akan Beri Sanksi Berat Bagi Kader yang Dukung Jokowi - Ma'ruf

4 September 2018 11:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Syarief Hasan meninggalkan lokasi pertemuan di rumah SBY di kuningan (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Syarief Hasan meninggalkan lokasi pertemuan di rumah SBY di kuningan (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Partai Demokrat pastikan akan memberikan sanksi kepada seluruh kadernya yang tak mengikuti keputusan mendukung pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menjelaskan, keputusan pemberian sanksi diterapkan usai dewan kehormatan (wanhor) partai mengadakan rapat dengan sejumlah kader yang dianggap membelot.
"Yang jelas itu memang tugas Wanhor. Sebagai pembinaan terhadap kader Partai Demokrat yang ada di legislatif, eksekutif maupun yudikatif, itu memang tugas Wanhor. Kalau ada panggilan saya pikir itu sudah menjadi tupoksi," kata Syarief di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/9).
Menurut Syarief, sanksi yang diberikan kepada kader yang membelot bermacam-macam, tergantung dengan jenis kesalahan yang dibuatnya.
"Ya tentunya kan ada aturan yang baku di partai. Tergantung daripada bobot kesalahannya kalau dianggap salah," ucap dia.
Syarief mengungkapkan keputusan rekan-rekannya yang mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin akan berpotensi mendapatkan sanksi berat sesuai dengan AD/ART partai.
ADVERTISEMENT
"Ya macam macam. Kalau terlalu berat ya konsekuensinya berat. Kalau menurut saya berat," jelasnya.
"Sekali lagi harus ada klarifikasi apakah mau tetap pendiriannya kepada kubu Jokowi atau tidak. Ya kita lihat nanti bagaimana prosesnya," tutupnya.
Beberapa elite Demokrat yang membelot dengan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf seperti Lukas Enembe dan Deddy Mizwar. Keputusan mereka untuk mendukung petahana atas dasar sikap politik pribadinya.