Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Desmond, pertemuan Partai NasDem dengan jajaran elite PKS pada Rabu (30/10) kemarin terjadi karena dua partai tersebut menyadari kemungkinan koalisi PDIP-Gerindra. Sehingga, NasDem mulai menjajaki membangun poros awal kekuatan politik dengan PKS, yang selama ini konsisten menjadi oposisi.
"Karena kelihatan hari ini koalisi ke depan itu Gerindra dengan PDIP. Nah, mereka (NasDem dan Gerindra) paham ini, ya mereka bangun juga (kekuatan baru). Jadi bukan di parlemen," kata Desmond di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10).
Di sisi lain, Desmond tak percaya NasDem akan menjadi oposisi, meski telah bertemu dengan PKS. Sebab, NasDem tidak memiliki karakter sebagai partai oposisi.
"Gua nggak percaya mereka oposisi. Gua nggak percaya, karena karakternya enggak ada oposisi. Mereka tidak punya koalisi yang berbeda, ya. Kalau presidennya beda mungkin (bisa jadi oposisi), dan yang kedua mereka sendiri di DPR tidak punya sikap yang jelas," ungkap Desmond.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Desmond menyebut peluang NasDem dan PKS untuk berkoalisi untuk Pemilu 2024 sebenarnya sudah mulai terbaca. PKS sejak dulu konsisten mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, terutama saat Pilgub DKI 2017.
Dan pada Juli lalu, Ketua Umum NasDem Surya Paloh telah bertemu dengan Anies dalam jamuan makan siang. Dalam kesempatan itu, Paloh menyampaikan Anies memiliki potensi untuk maju di pilpres selanjutnya.
"(Anies) salah satunya. Jadi kalau kalian bicara ini adalah koalisi parlemen, Desmond tidak lihat itu," tutupnya.