Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Di Depan Jokowi, Ketum MUI Prihatin dengan Kondisi Ekonomi RI
22 April 2017 16:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah menjelaskan bila pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan setiap tahunnya. Pada 2016, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, angka ketimpangan di Indonesia yang diukur melalui rasio gini pada tahun lalu masih cukup tinggi, yakni 0,397. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin bahkan sempat menyatakan prihatin terhadap kondisi ini.
"Ekonomi saat ini membuat para ulama prihatin. Ketimpangan saat ini berarti pembangunan masih dinikmati sebagian orang, masih banyak yang menganggur, terbatasnya akses ekonomi dan bank," kata Ma'ruf saat menghadiri Kongres Ekonomi Umat 2017 dengan tema "Arus Baru Ekonomi Indonesia" di Ballroom Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (22/4).
ADVERTISEMENT
Dia menegaskan dalam ajaran agama Islam, ekonomi tidak hanya dikuasai oleh segelintir orang berduit. Namun untuk semua kalangan dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan.
"Nampaknya hal itu yang betul-betul dipahami oleh Bapak Presiden dan berupaya untuk menghilangkan kesenjangan," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Ekonomi sekaligus Direktur Pelaksana Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, Lukmanul Hakim mengatakan pemerintah perlu membuat langkah konkret untuk mengurangi angka ketimpangan. Menurut dia, pemerintah bisa mengoptimalisasi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pemerintah pun diminta agar masyarakat bisa mendapatkan akses yang sama di semua sektor.
"Selain itu ada pendampingan vokasi, optimalisasi potensi kerja sama, dan mendukung para pelaku UMKM," saran Lukman kepada Jokowi di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT