Djarot Akan Bertemu Dokter Fiera dan Tawari Kerja di Puskesmas DKI

5 Juni 2017 12:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi dr Fiera Lovita (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dr Fiera Lovita (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Korban persekusi di Solok, Sumatera Barat, dokter Fiera Lovita secara terbuka diterima oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Plt Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan pihaknya akan menyambut secara terbuka dokter Fiera.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah dapat informasi, mereka mau ketemu saya. Saya persilahkan ya, kita ajak ketemu di sini, nanti kita akan undang ke sini," kata Djarot di Balai Kota, Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, (5/6).
Djarot melihat tenda donor darah (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot melihat tenda donor darah (Foto: Nadia Riso/kumparan)
Djarot tak merinci kapan akan bertemu dokter Fiera, namun Djarot menyebut dokter Fiera bisa dipekerjakan di Puskesmas di Jakarta kalau mau. "Kita tampung dulu, kita bisa tugaskan di Puskesmas," tuturnya.
"Kami sudah bicarakan dengan Badan Kepagawaian Daerah (BKD). Dan dalam prinsipnya tetapi kita proses ya, sesuai dengan prosedur permintaan yang bersangkutan dan sebagainya," imbuh Djarot.
Sikap Djarot yang terbuka dengan dokter Fiera itu karena Djarot mengecam aksi persekusi . "Saya sampaikan negara ngga boleh kalah, dengan mereka-mereka yang melakukan penindasan, perburuan orang, ini enggak boleh," kata Djarot.
ADVERTISEMENT
Salah satu status Fiera Lovita (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu status Fiera Lovita (Foto: Istimewa)
Djarot mengatakan negara harus bertindak terhadap pihak yang melakukan persekusi.
"Daripada masyarakat membentuk suatu lembaga sendiri, badan sendiri, atau wadah sendiri untuk melaporkan korban perselisihan dan dia main hakim sendiri, itu tidak baik," kata Djarot.
Dokter Fiera Lovita menjadi korban persekusi oleh anggota kelompok ormas tertentu. Anggota kelompok ormas tersebut menganggap dokter Fiera Lovita telah menghina sang pemimpin ormas lewat postingan di media sosial.