DKI Alihkan Anggaran Belanja Pegawai dan Belanja Modal untuk Penanganan Corona

5 Mei 2020 12:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rapat paripurna di DPRD DKI, terkait tanggapan fraksi terhadap RAPBD, Rabu (4/13). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rapat paripurna di DPRD DKI, terkait tanggapan fraksi terhadap RAPBD, Rabu (4/13). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
APBD DKI 2020 turun hampir setengah dari nilai yang diketok bersama DPRD DKI dari Rp 87,95 triliun menjadi Rp 44,66 triliun. Sebab sejumlah anggaran harus dialokasikan untuk penanganan corona.
ADVERTISEMENT
Adapun anggaran yang dipangkas yaitu anggaran belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal, serta belanja lainnya. Nominal yang dipangkas juga beragam.
Direktur Jenderal Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Mochamad Ardian Noervianto menjelaskan, belanja pegawai yang semula dianggarkan Rp 24,19 triliun dipangkas menjadi Rp 19,14 triliun.
"Rasionalisasi dari belanja pegawai semula Rp 24,19 triliun menjadi Rp 19,14 triliun. Salah satunya yang kami rekap," kata Ardian saat dikonfirmasi, Rabu (5/5).
Kemudian pos belanja barang dan jasa yang semula dianggarkan Rp 23,67 trilun dipangkas menjadi Rp 11,22 triliun. Begitu juga belanja modal yang dipangkas dari Rp 16,08 triliun menjadi Rp 500 miliar.
Suasana rapat paripurna di DPRD DKI, terkait tanggapan fraksi terhadap RAPBD, Rabu (4/13). Foto: Andest Herli Wijaya/kumparan
Sementara belanja lainnya semula dianggarkan Rp 28,89 triliun, dipangkas menjadi Rp 4,89 triliun.
ADVERTISEMENT
"Belanja barjas semula Rp 23,67 triliun menjadi Rp11,22 triliun. Belanja modal semula Rp 16,08 triliun menjadi 500 miliar. Belanja lainnya semula Rp 28,89 trilun menjadi Rp 4,89 triliun," rincinya.
Namun jika dihitung, anggaran semula akan muncul angka Rp 92,83 triliun. Padahal APBD DKI 2020 tercatat Rp 87,95 triliun. Dia menjelaskan itu karena ada 2 kelompok belanja yang terekam di dua kelompok
"Karena ada angka pembiayaan di sana makanya ketemu angka Rp 92 trilun, karena di belanja ada 2 kelompok yaitu langsung dan tidak langsung. Ada kelompok belanja yang terekam di 2 kelompok," jelasnya.
Sementara nominal yang dipangkas jika dijumlahkan menjadi Rp 35,75 triliun. Padahal dalam laporannya, APBD DKI turun menjadi Rp 44,66 triliun. Dia menjelaskan, selisih angka tersebut merupakan pembiayaan.
ADVERTISEMENT
Namun laporan ke Kemendagri hanya pendapatan dan belanja. Sehingga tak memasukkan nominal pembiayaan.
"Sedangkan angka sebelah kanan (setelah dipangkas) tidak menghitung pembiayaan sehingga alokasinya sekitar Rp 35 triliun. Sisanya adalah pembiayaan, karena kami tidak minta pembiayaan. Hanya pendapatan dan belanja," jelasnya.
Jika dihitung, pemangkasan APBD DKI ini jauh lebih besar dari yang dialokasikan DKI untuk corona yakni Rp 10,77 triliun. Alasannya pendapatan DKI tahun 2020 diprediksi menurun akibat corona.
"Secara otomatis jika belanja turun karena faktor pendapatan turun," tuturnya.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona