Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Minggu (30/6) jadi hari bersejarah bagi dunia. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu di Zona Demiliterisasi (DMZ) Korea.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan itu, keduanya bertatap muka, menjabat tangan satu sama lain, dan akhirnya saling berpelukan. Dan, DMZ menjadi saksi bisu pertemuan tersebut.
Pertemuan sangat istimewa, khususnya bagi Donald Trump. Ia menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang menjejakkan kaki ke perbatasan dua negara Korea yang terletak di DMZ.
Trump diajak Kim untuk melewati garis demarkasi militer dari Korea Selatan menuju Korea Utara. Kegembiraan di wajah Trump tidak dapat disembunyikan. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kim atas kesempatan langka tersebut.
“Ini hari yang hebat bagi dunia,” kata Trump usai berjabat tangan dengan Kim dan berdiri di tengah kerumunan awak media di depan DMZ.
Zona Demiliterisasi Korea (DMZ), dikenal sebagai salah satu perbatasan yang paling mengerikan di dunia. Perbatasan yang membentang sepanjang 250 kilometer ini telah menyaksikan serentetan insiden diplomatik, militer, dan kemanusiaan sejak 1971.
ADVERTISEMENT
Perbatasan ini terletak 60 kilometer dari Seoul, ibu kota Korea Selatan dan 210 kilometer dari Pyongyang, ibu kota Korea Utara.
DMZ merupakan tempat gencatan senjata yang menjadi penanda ditangguhkannya Perang Korea yang berlangsung dari 1950-1953. Perang Korea sendiri dimulai ketika pasukan Utara, dibantu Uni Soviet dan China, menginvasi wilayah Selatan yang didukung kekuatan Barat pimpinan Amerika Serikat. Sampai saat ini secara teknis perang Korea belum usai yang disepakati hanyalah gencatan senjata.
Dilansir dari Reuters, DMZ adalah penyangga selebar 2 kilometer. Masing-masing sisinya, dipasang dengan kawat berduri, persenjataan berat, dan juga perangkap tangki. Tujuannya agar tidak ada satu pun warga Korea Utara yang menyeberang ke Korea Selatan dengan selamat.
Di dalam DMZ terdapat satu area yang disebut dengan Area Keamanan Bersama (JSA). Area ini terletak di desa Panmunjom. Terdapat sekelompok bangunan berwarna biru cerah di desa yang luasnya 800x400 meter tersebut.
ADVERTISEMENT
Di dalam bangunan itu, ada kantor penghubung khusus dan ruang konferensi yang menghubungkan Korea Utara dan Korea Selatan. Letaknya berada di setiap sisi Garis Demarkasi Militer (MDL), sebuah garis yang menandai batas antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Di atas perjanjian gencatan senjata antara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Korea Utara pada 1953. Kedua Korea sepakat untuk mengirim tidak lebih dari 35 tentara ke JSA. Masing-masing dari mereka juga hanya diperkenankan memiliki satu pistol atau senapan non-otomatis.
Namun, jumlah tentara dan senjata semakin meningkat ketika hubungan antara AS-Korut memburuk.
Usai pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Korea yang mempertemukan dua pemimpin yaitu Moon Jae-in dan Kim Jong Un tahun 2018 lalu, kedua belah pihak akhirnya kembali menarik senjata api dari JSA dan memangkas jumlah pasukan ke jumlah awal yakni 35 orang.
Meski menjadi salah satu zona berbahaya di dunia, DMZ berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik untuk para turis.
ADVERTISEMENT
Hamparan luas DMZ telah ditumbuhi dengan subur oleh berbagai macam margasatwa. Perpaduan antara historis dengan instalasi militer menjadi daya pikat DMZ untuk para turis.
Menurut pemerintah AS, lebih dari 105.000 wisatawan mengunjungi JSA dari Selatan pada 2017, sementara hampir 30.000 wisatawan mengunjungi dari Utara.