Doa Melantun Dari Arafah untuk Keluarga di Tanah Air

10 Agustus 2019 20:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah melaksanakan wukuf di Arafah. Foto: Media Center Haji/Bahauddin
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah melaksanakan wukuf di Arafah. Foto: Media Center Haji/Bahauddin
ADVERTISEMENT
Doa demi doa dilantunkan jutaan jemaah haji di Padang Arafah di hari Arafah yang suci. Fisik boleh di Arafah, namun jiwa tertambat di Tanah Air. Itulah sebabnya doa terkhusus dialamatkan untuk orang-orang terkasih di rumah, demi kebaikan dan keselamatan mereka.
ADVERTISEMENT
Adalah Rosnawati, yang tak henti mendoakan anak dan cucunya di sela ibadah wukuf di Arafah. Jemaah asal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, berusia 56 tahun ini tengah mengaji Al-Quran ketika didatangi kumparan di tendanya di Maktab 21 Arafah.
"Doa saya untuk keluarga, agar mereka juga dipanggil Allah ke tanah suci," ucap Rosnawati, pada hari Arafah 9 Dzulhijjah 1440 H atau 10 Agustus 2019.
Jemaah haji berdoa di atas bukit Jabal Rahmah ketika melaksanakan wukuf di Arafah. Foto: Darmawan/Media Center Haji
Menuju Tanah Suci memang bukan perkara mudah. Selain harus membayar puluhan juta, mereka juga harus menunggu paling tidak delapan tahun agar bisa menginjakkan kaki di Makkah Almukarromah.
Para jemaah haji seakan tidak ingin merasakan kebahagiaan berhaji sendirian. Seperti halnya Rosnawati, dalam doa jemaah haji Indonesia terselip harap keluarga juga bisa merasakan kegembiraan yang sama, kenikmatan bermunajat di padang Arafah, kesyahduan mengelilingi Kakbah, atau perjuangan mengitari Safa dan Marwah.
ADVERTISEMENT
"Saya mendoakan keselamatan keluarga. Saya mendoakan agar anak dan cucu bisa datang ke Tanah Suci," kata Rohanto Rusdikha, 63, jemaah haji asal Banten.
Hari Arafah termasuk dalam hari-hari yang mustajab dikabulkannya doa. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam yang berbunyi:
Di hari ini, lebih dari 215 ribu jemaah haji Indonesia giat melakukan berbagai prosesi ibadah. Partiwi, jemaah haji asal Nganjuk, telah bangun sedari pukul 02.30 dini hari.
Bersama rombongannya, jemaah usia 54 tahun ini salat tahajud berjemaah di dalam tenda, melakukan witir, salat hajat, lalu dilanjutkan baca surat Yasin hingga azan Subuh berkumandang.
Jemaah haji Indonesia yang sakit menjalani safari wukuf di arafah, menggunakan bus. Foto: Media Center Haji/Anggoro
"Kami begadang dari setengah 3 hingga Subuhan. Semoga keluarga kami diberi ketentraman, diberi panjang umur, menjadi haji yang mabrur, anak cucu diberikan berkah," tutur Partiwi.
ADVERTISEMENT
Asiyah, 58, jemaah asal Depok, melayangkan doa untuk saudara-saudaranya. Sudah maklum bagi yang pergi haji, kerabat hingga famili ramai-ramai menitipkan doa.
"Saya mendoakan khusus untuk saudara-saudara yang belum memiliki keturunan agar punya keturunan. Agar anak-anak saya bisa berangkat haji," kata Asiyah.
Menteri Agama Lukman Hakim (tengah) saat melaksanakan wukuf di Arafah. Foto: Media Center Haji/Bahauddin
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam pidato pembukaan ibadah wukuf di tenda Arafah mengatakan, selain memperbanyak ibadah, wukuf adalah waktu yang tepat untuk bercermin ke dalam diri.
Dengan berkontemplasi, jemaah akan menemukan esensi dari haji, yaitu berbuat baik kepada sesama, sebuah kemabruran sosial dari haji. Sehingga jemaah ketika pulang dari haji akan menjadi pribadi yang lebih baik di masyarakat.
"Sesaat berkontemplasi, berdiam diri melakukan refleksi untuk mengenali jati diri kita yang sesungguhnya sebagaj manusia. Karena Islam agama yang menitiktekankan pada aspek kemanusiaan," jelas Lukman.
ADVERTISEMENT