Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Donald Trump Tarik AS dari Kesepakatan Iklim Global, Obama Meradang
2 Juni 2017 9:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan iklim global yang disepakati di Paris, Prancis, pada 2015 lalu. Keputusan Trump ini disebut demi menguntungkan Amerika, tapi mengancam negara-negara lain di dunia.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Trump pada Kamis (1/6) penarikan AS dari kesepakatan iklim Paris sesuai dengan janji kampanyenya, yaitu "America First".
Kesepakatan yang ditandatangani oleh Barack Obama itu menurut Trump akan merugikan perekonomian, memicu pengangguran, melemahkan kedaulatan Amerika dan membuat negara itu kalah bersaing dengan negara lain.
"Kami tidak ingin pemimpin dan negara lain menertawakan kita lagi. Dan itu tidak akan terjadi," kata Trump di Gedung Putih.
"Kami keluar. Saya dipilih oleh rakyat Pittsburgh, bukan Paris," lanjut Trump, merujuk pada kompleks industri di Pittsburgh.
Trump mengatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan kembali kesepakatan-kesepakatan dalam pakta Paris, atau membuat kesepakatan baru yang disebutnya "adil bagi Amerika Serikat, usaha, pekerja, rakyat dan pembayar pajaknya."
ADVERTISEMENT
Selain itu, dia juga mengatakan AS akan berhenti membayar Dana Iklim PBB, sebuah komitmen dari negara-negara kaya untuk mengatasi bencana alam akibat perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan.
Amerika Serikat di bawah Obama pada 2015 menandatangani kerja sama iklim di Paris yang disepakati juga oleh 195 negara, termasuk Indonesia. Dalam kesepakatan itu, negara-negara, baik miskin dan kaya, sepakat mengurangi emisi gas buang atau yang disebut gas rumah kaca akibat penggunaan bahan bakar fosil.
Baca juga: Perjanjian Paris Tak Akan Runtuh Tanpa Trump
AS berdasarkan kesepakatan itu setuju mengurangi emisi dari 26 menjadi 28 persen pada tahun 2025. Dengan keputusan Trump ini, Amerika Serikat bersama Suriah dan Nikaragua akan menjadi tiga negara yang tidak berpartisipasi dalam Perjanjian Paris.
ADVERTISEMENT
Keputusan Trump ini disesalkan oleh banyak pihak karena dianggap merusak salah satu kesepakatan terbesar abad ini. Termasuk yang memprotesnya adalah Barack Obama. Namun Obama yakin, rakyat AS tidak segegabah Trump.
"Bahkan saat tidak adanya kepemimpinan di Amerika, bahkan jika pemerintahan ini bergabung dengan segelintir negara yang menolak masa depan, saya yakin negara-negara bagian, kota, dan pengusaha kita akan maju dan melakukan aksi yang besar dalam membuka jalan, dan membantu melindungi planet ini bagi generasi di masa depan," kata Obama.