DPRD Solo Pertanyakan Sumber Dana Gibran Bagikan Buku Bergambar Jan Ethes

8 Juni 2024 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil presiden terpilih sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sempat membagikan buku tulis bergambar Jan Ethes di SDN Margorejo VI Surabaya, Kamis (6/6/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil presiden terpilih sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sempat membagikan buku tulis bergambar Jan Ethes di SDN Margorejo VI Surabaya, Kamis (6/6/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto, mempertanyakan sumber dana yang digunakan Wali Kota Solo sekaligus Wapres terpilih, Gibran Rakabuming Raka, untuk mencetak buku bergambar anaknya, Jan Ethes Srinarendra.
ADVERTISEMENT
Politikus PKS ini menyebut, jika menggunakan APBD Pemkot Solo, maka hal itu jadi kurang bijak.
"Pertama, harus kita lihat dulu sumber dana dari buku itu. Apakah pribadi, apa APBD. Kalau itu APBD, maka apa yang dilakukan Mas Wali itu menjadi kurang bijak. Berarti ada 'kepentingan pribadi' ketika sosialisasi gambar buku," ujar Sugeng saat dihubungi kumparan, Sabtu (8/7).
Ia juga mengingatkan, jika yang dipakai adalah dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang diperuntukkan bagi Pemkot Solo, maka sama saja yang dipakai adalah APBD. Jika ternyata Gibran menggunakan uang pribadi, Sugeng menyebut pihaknya tentu mempersilakannya.
“Tapi kalau yang dilakukan (Gibran) itu dana pribadi tidak pakai APBD, tidak pakai APBN, monggo silakan saja pakai gambar anaknya (Ethes). Tapi jika pakai CSR untuk menyumbang pemkot (bikin buku) nah itu sama dengan pakai dana APBD,” tegasnya.
Wakil presiden terpilih sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sempat membagikan buku tulis bergambar Jan Ethes di SDN Margorejo VI Surabaya, Kamis (6/6/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Dia menyebut, posisi Gibran sebagai walkot Solo dan wapres terpilih agak sulit dipisahkan. Hal itu membuat respons publik yang menginginkan adanya profesionalisme.
ADVERTISEMENT
“Apa yang menjadi respons publik itu saya kira gambaran bahwa publik itu menghendaki adanya profesionalisme di dalam menjalankan roda pemerintahan. Tanpa dicampuri oleh kepentingan yang sifatnya pribadi atau keluarga,” papar Sugeng.
Sugeng menambahkan, melihat dari kejadian ini, pihaknya menilai seharusnya Gibran bisa menangkap harapan-harapan dari publik untuk melepaskan kepentingan pribadi dan keluarga dalam menjalankan program-program pemerintahan.
“Kepentingan pribadi dan keluarga, saya kira itu yang harus diperhatikan sama-sama,” pungkasnya.