Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Ekonom Bank Asing Komentari Peringkat Layak Investasi RI dari S&P
20 Mei 2017 19:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia telah mendapat peringkat layak investasi dari lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P). Dengan demikian, Indonesia mendapatkan pandangan yang baik dari investor di dunia.
ADVERTISEMENT
Ekonom Bank Pembangunan Singapura (Development Bank of Singapore atau DBS) Gundy Cahyadi mengatakan, meski peringkat yang diberikan S&P terlambat dibandingkan lembaga lainnya, namun hal tersebut menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia semakin baik.
"Merupakan indikasi yang baik mengenai fundamental ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir dan pengakuan investor," ujar Gundi dalam keterangan resminya kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (20/5).
Lebih lanjut ia menyampaikan, dampak signifikan dari peringkat tersebut yakni kemungkinan meningkatnya investasi luar negeri (foreign direct investment/FDI). Menurutnya, hal tersebut mengindikasikan stabilitas keuangan negara yang semakin kuat.
"Stabilitas tetap ada, peningkatan fundamental pertumbuhan dan komitmen pemerintah untuk mereformasi tetap baik. Berita positif ini tentunya akan berdampak positif bagi pasar keuangan," kata dia.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Untuk diketahui, S&P telah meningkatkan peringkat Indonesia menjadi layak investasi (BBB-). Peringkat tersebut diberikan pertama kalinya sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 1998. Terakhir, S&P memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia pada tahun 1992.
Dalam keterangan tertulisnya, S&P mengungkapkan alasan peringkat utang Indonesia naik karena ruang fiskal Indonesia saat ini cukup longgar, sehingga ancaman defisit anggaran bisa ditekan untuk mengurangi rasio utang Indonesia. S&P juga meminta agar rasio utang Indonesia dijaga di kisaran 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
ADVERTISEMENT
"Akibatnya, kami memperkirakan bahwa utang Indonesia akan stabil di tingkat rendah, dan defisit anggaran secara perlahan akan mulai menurun," ujar Senior Manager Communications at S&P Global Richard Noonan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/5).