Erick Thohir Buka-bukaan soal Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

1 April 2023 8:27 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
Erick Thohir Usai Laporan ke Jokowi. Foto: Wisnu Prasetiyo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Erick Thohir Usai Laporan ke Jokowi. Foto: Wisnu Prasetiyo/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepak bola Indonesia dapat kabar buruk. FIFA membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia yang seharusnya digelar pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023. Hal ini diketahui setelah Ketua Umum PSSI Erick Thohir bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar.
ADVERTISEMENT
Usai pertemuan itu Erick diundang Presiden Jokowi ke Istana Kepresidenan, Jumat (31/3). Dia diminta menyampaikan langsung hasil pertemuannya dengan Infantino.
"Alhamdulillah saya sudah bertemu presiden melaporkan secara detail hasil meeting dengan Presiden FIFA dengan saya di Doha kemarin," kata Erick.
Setelah memberikan laporan ke Jokowi, Erick bicara ke publik tentang batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Berikut rangkuman yang disampaikan Erick:

FIFA Anggap Penolakan Israel Intervensi Pemerintah RI

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (31/3/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
Erick mengatakan batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 bukan karena masalah kesiapan invrastruktur. Tapi karena adanya penolakan Timnas Israel oleh beberapa pihak di Indonesia.
FIFA menilai ini sebagai intervensi negara.
"FIFA ini kan otoritas tertinggi sepak bola dunia. Dengan segala keberatan yang sudah disampaikan, FIFA melihat (penolakan terhadap Israel, -red) ini sebuah intervensi," kata Erick saat menjawab pertanyaan wartawan di Kantor Presiden, Jumat (31/3).
ADVERTISEMENT
Menurut Erick, sudah banyak kejadian FIFA menghukum sebuah negara apabila ada intervensi dari negara atau turunannya terkait sepak bola. Indonesia juga pernah merasakan dibanned FIFA pada 2015 karena hal serupa.

Jangan Sampai Disanksi FIFA

Warga berjalan di dekat papan promosi Piala Dunia U-20 Indonesia 2023 di kawasan GBK Arena, Jakarta, Kamis (30/3/2023). Foto: Aprillio Akbar/Antara Foto
Ia mengatakan kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 memang membuatnya dan banyak masyarakat Indonesia sedih dan kecewa.
Ada 2 tugas yang disampaikan Jokowi ke Erick:
"Presiden jelas bilang, jangan sampai disanksi," tutur Erick.

Soal Bidding Piala Dunia 2034

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jumat (31/3/2023). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
Dengan kondisi seperti sekarang ini, Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI belum berani bicara soal mimpi menggelar Piala Dunia level senior tahun 2034.
ADVERTISEMENT
Menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 telah menjadi cita-cita PSSI sejak lama. Pada 12 Maret lalu, Erick juga pernah mengatakan bahwa ada harapan hal itu akan terwujud jika Indonesia sukses menggelar Piala Dunia U-20 2023.
"Hari ini kita jangan berpikir terlalu jauh dengan mimpi-mimpi 2034 ada Piala Dunia, ada Olimpiade [2036] yang kemarin disampaikan di G20 antara Presiden IOC, Thomas Bach, dengan Indonesia," terangnya di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/3).
"Saya rasa mungkin dengan berat hati kita bicara penyelesaian ini dulu karena itu [Piala Dunia 2034] bukan hal prioritas hari ini," tambah Erick.

Respons Ramai Karangan Bunga di Kantor PSSI

Karangan bunga menghiasi kantor PSSI yang terletak di GBK Arena, Jakarta, Kamis (30/3/2023). Foto: Rauf Adipati/Antara
Kantor PSSI di area Stadion Gelora Bung Karno dipenuhi karangan bunga ditujukan kepada Erick Thohir, dengan menyebutkan komunitas atau kelompok pengirim, seperti dari pendukung PSM Makassar dan Sriwijaya FC. Ada yang apresiasi, memberi semangat, dan bernada kekecewaan karena Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
ADVERTISEMENT
Terkait hal ini, Erick mengaku tak terlalu memikirkannya.
"Kalau masalah karangan bunga waktu saya bersih-bersih Garuda (Indonesia) juga dikirimi karangan bunga. Tentu konteksnya itu apresiasi," kata Erick di Kantor Presiden, Jumat (31/3).
"Tapi kan kesuksesan sebuah event besar atau organisasi besar bukan karena kerja individu. Itu kerja tim yang bersama," imbuh dia.

Sanksi Terberat yang Bisa Didapat PSSI

Ilustrasi PSSI. Foto: Alan Kusuma/kumparan
Erick menjelaskan hukuman terberat yang mungkin saja diberikan FIFA usai mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 dari Indonesia. Bentuknya bisa seperti pada 2015 saat PSSI disanksi karena intervensi pemerintah. Indonesia dikucilkan dari kompetisi internasional.
"Tentu yang tak diharapkan kalau kita tidak bisa berkompetisi secara maksimal di seluruh dunia sebagai tim nasional dan klub, juga ini akan jadi kemunduran seperti 2015. Waktu itu saya belum jadi pengurus PSSI, bukan menteri, tapi bapak presiden meminta saya melobi ke FIFA dan dicabut pada 2016," katanya di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/3).
ADVERTISEMENT
"Tentu itu yang berat, di mana kita jadi menyendiri. Jadi, kita melakukan pertandingan, pembinaan wasit, pemain usia muda, tapi ke depannya ibarat kita di Indonesia saja. Saya rasa itu yang tidak kita harapkan. Sebab, mata pencaharian di sepak bola tidak sekonyong-konyong hanya dilihat ini dan itu, tapi turunannya banyak sekali," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Erick Thohir juga menjelaskan bahwa kemungkinan akan ada opsi sanksi ringan untuk PSSI.
"Sanksi ada yang ringan seperti administrasi atau pergantian. Cuma yang penting, jangan yang sangat beratlah. Saya enggak baca surat Presiden FIFA ke bapak Presiden [Jokowi] tapi salah satunya mungkin FIFA juga mempertanyakan apakah transformasi sepak bola serius atau tidak, makanya presiden segera perintahkan saya rampungkan buku biru, mungkin ada kaitannya dengan surat tersebut," tutur Erick.
ADVERTISEMENT