Ernest, Remaja yang Terpeleset di Tebing Balangan, Ingin Masuk ITB

1 Juli 2018 16:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
George Ernest Suhardi (16), remaja yang meninggal karena terpleset di Tebing Balangan, Bali, bercita-ciita untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung. Menurut ibu Ernest, Yanri, anaknya selalu mendapat ranking di sekolahnya.
ADVERTISEMENT
Setelah menyelesaikan TK dan SD di Pangudi Luhur Kota Deltamas, Jawa Barat. Baru kemudian Ernest dipindahkan ke SMP dan SMA Kolese Kanisius Jakarta agar mendapat persaingan yang lebih ketat.
“Waktu kecil di PL memang dia bagus selalu nomor satu, cuma papanya takut dia jadi sombong atau gimana karena enggak ada saingan. Kita kan takut anak kita ada di atas angin, enggak pernah lihat keluar. Di luar padahal masih banyak yang hebat. Masih ada orang yang lebih dari dia. Makanya kita pindahin dia sekolah di Jakarta karena persaingan pasti lebih banyak,” tutur Yanri di rumah duka Grand Heaven, Jalan Pluit Raya, Jakarta Utara, Minggu (1/7).
Menurut wanita berusia 46 tahun ini, Ernest berhasil menyelesaikan pendidikan SMP sebagai juara umum di angkatannya. Selama di SMA, anaknya juga memiliki prestasi yang baik. Bahkan, di semester dua nilainya jauh lebih tinggi dari semester sebelumnya.
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Meski begitu, Yanri mengingatkan anaknya untuk tidak membandingkan nilai yang didapatnya dengan teman-teman lainnya. Ia meminta Ernest untuk fokus pada dirinya sendiri dan keinginannya untuk masuk ITB.
ADVERTISEMENT
“Saya cuma bilang enggak usah lihat kanan kiri. Yang penting kamu berusaha untuk mempertahankan saja. Karena cita-cita dia kan mau masuk ITB, ‘kita enggak usah lihatlah teman kamu berapa. Nilai kamu segini oke sudah bagus. Kamu pertahanin segini’," cerita Yanri.
"Supaya bisa lolos di jalur, mudah-mudahan, lolos jalur undangan. Dengan tidak turun kemungkinan jalur undangan kan lebih terbuka. Seperti cicinya,” imbuhnya.
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumah duka Ernest (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
Namun, sebelum cita-cita Ernest untuk lulus SMA dan masuk ITB harus pupus untuk selama-lamanya. Ernest meninggal dunia setelah terjatuh di Tebing Balangan, Bali, pada Jumat (29/6) sekitar pukul 17.45 WITA.
Saat itu, Ernest bersama ayahnya ingin memotret sunset. Namun, ia terpleset kemudian jatuh karena kurang keseimbangan saat hendak berfoto di pinggir tebing. Yanri juga membantah anaknya dikabarkan tewas karena ingin selfie.
ADVERTISEMENT
“Bukan (selfie), (tapi) mau moto. Itu pun kamera masih ada di dalam tas, belum dikeluarin. Jadi waktu dia di atas itu, kan kita kalau mau moto kan suka ngeker pakai tangan, kira-kira bagus enggak. Dia belum keluarin kamera jadi masih di dalam tas dia,” ungkap Yanri.