Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Fakta Baru Kematian Dokter Mawartih: Pelaku Tertangkap, Motifnya Sakit Hati
30 Maret 2023 8:31 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Polisi menangkap pelaku pembunuh dokter RSUD Nabire dr Mawartih Susanti SpP. Pelaku berinsial KW merupakan cleaning service di RSUD Nabire.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri.
KW ditangkap setelah polisi mendapat hasil autopsi di tubuh korban terdapat sisa air liur pelaku.
Kemudian dilakukan pemeriksaan ulang terhadap para saksi yang diduga terlibat dalam kasus tersebut hingga akhirnya menjurus ke KW.
"Dari hasil pemeriksaan KW mengaku bila dirinya yang melakukan pembunuhan karena sakit hati akibat honor COVID-19 dipotong," kata Fakhiri di Jayapura seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/3).
Motif Pembunuhan Dokter Mawartih: Sakit Hati Insentif COVID-19 Dipotong
Dirreskrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal Ramadhani menjelaskan, KW mengaku sakit hati lantaran upah insentifnya dipotong oleh Mawartih.
"Motif sementara menurut keterangan tersangka KW bahwa yang bersangkutan sakit hati dan kecewa atas perlakuan korban terhadap tersangka KW," ujar Faizal dalam keterangannya, Rabu (29/3).
ADVERTISEMENT
"Dikarenakan korban melakukan pemotongan upah insentif COVID-19 pada tahun 2020 yang seharusnya tersangka KW menerima uang antara Rp 15 juta sampai Rp 17 juta, namun tersangka KW hanya menerima Rp 7 juta," sambung dia.
Terlebih lagi, kata Faizal, pelaku mengaku Mawartih sempat mengucapkan kata-kata yang membuatnya semakin kesal.
"Ditambah pernyataan korban kepada tersangka KW yaitu 'kamu hanya cleaning service jadi kamu terima saja segitu'," bebernya.
Kronologi Kasus Pembunuhan Dokter Mawartih di Papua
Berikut kronologi kasus kematian Mawartih yang tewas dibunuh.
9 Maret 2023
Pukul 06.00 WIB
KW keluar dari rumah kakaknya di Kompleks Perumahan RSUD Nabire menuju rumah korban. KW masuk ke rumah korban melalui plafon kamar mandi.
KW mengambil rok korban warna hitam motif bintik-bintik di dalam lemari yang berada di kamar belakang, kemudian digunakan untuk menutupi wajahnya.
ADVERTISEMENT
KW keluar dari kamar tersebut menuju ke kamar korban dan berpapasan dengan korban yang saat itu baru keluar kamar tidurnya. Korban langsung dipukul dan dibanting ke lantai di depan pintu kamar mandi.
Tersangka KW juga membekap mulut korban dengan menggunakan tangan kirinya sementara tangan kanannya memukul dada korban dengan siku berkali-kali. Korban berusaha melawan akan tetapi tersangka KW mencekik korban.
Setelah korban tidak bergerak, korban diangkat ke tempat tidur, jasadnya ditutupi selimut warna pink. KW mengambil HP korban lalu kabur lewat pintu belakang.
Pukul 19.00 WIT
Mawartih ditemukan tewas di rumahnya di perumahan RSUD Nabire sekitar pukul 19.00 WIT dengan kondisi mulut berbusa, badan penuh lebam, bahkan tulang rusuk patah.
ADVERTISEMENT
13 Maret 2023
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta Polri mengusut kasus kematian Mawartih. Hal ini dia sampaikan saat melayat ke rumah duka dokter spesialis paru-paru, Mawartih Susanty, di Jalan Manuruki II, Kota Makassar, Sulsel, Senin (13/3).
Menkes Budi berjanji mengusut kematian dr Mawartih. Ia bahkan meminta bantuan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono untuk mengungkap kasus tersebut dan menjaga tenaga kesehatan di Papua.
"Kembali dari sini, saya harus ketemu juga dengan Pak Kapolri dan Panglima TNI agar kesehatan masyarakat harus kita jalankan dengan adil dan merata. Selain itu, disertai jaminan keamanan yang baik bagi tenaga-tenaga kesehatan, dokter-dokternya," kata Budi di Makassar, Senin (13/3).
ADVERTISEMENT
14-16 Maret 2023
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Olah tempat kejadian perkara (TKP) pun sudah dilakukan sebanyak 6 kali.
"Saat ini, Polda Papua telah melakukan olah TKP sebanyak enam kali dan telah melakukan pemeriksaan terhadap saksi, ada 28 saksi-saksi yang telah diambil keterangannya," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (16/3).
Ramadhan mengatakan, Polri telah mengantongi sejumlah bukti-bukti yang diharapkan dapat membuat terang penyebab kematian dr Mawartih.
29 Maret 2023
Polisi berhasil menangkap KW. Identitas KW terungkap setelah polisi mendapat hasil autopsi di tubuh korban terdapat sisa air liur pelaku.
Kemudian dilakukan pemeriksaan ulang terhadap para saksi yang diduga terlibat dalam kasus tersebut hingga akhirnya menjurus ke KW.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dirreskrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal Ramadhani menjelaskan, KW mengaku sakit hati lantaran upah insentifnya dipotong oleh Mawartih.
"Motif sementara menurut keterangan tersangka KW bahwa yang bersangkutan sakit hati dan kecewa atas perlakuan korban terhadap tersangka KW," ujar Faizal dalam keterangannya, Rabu (29/3).
"Dikarenakan korban melakukan pemotongan upah insentif COVID-19 pada tahun 2020 yang seharusnya tersangka KW menerima uang antara Rp 15 juta sampai Rp 17 juta, namun tersangka KW hanya menerima Rp 7 juta," sambung dia.