Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sang ibu melaporkan temuan itu ke polisi dan Koramil setempat. Penemuan mayat ini menyedot perhatian publik, hingga Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengunjungi lokasi di hari libur dan Basarnas turun tangan mengecek penemuan ini.
Lalu, seperti apa fakta-fakta di balik penemuan 7 mayat tanpa identitas ini?, benarkah mereka hendak tawuran pada Minggu dini hari?, berikut kumparan rangkum:
Kapolda Metro Kunjungi Lokasi
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mendatangi lokasi penemuan 7 mayat di Kali Bekasi, Jawa Barat, Minggu (22/9). Karyoto tiba di lokasi sekitar pukul 11.20 WIB.
Karyoto menggunakan pakaian polo hitam. Ia langsung ditemani Kapolres Metro Bekasi Kombes Dani Hamdani. Lokasinya tepatnya berada di belakang Masjid Al-Ikhlas, Perumahan Pondok Gede Permai, Jatirasa, Jatiasih, Bekasi.
ADVERTISEMENT
Karyoto sempat turun ke kali, dan memantau proses pencarian yang masih dilakukan tim SAR.
7 mayat remaja ini semuanya berjenis kelamin laki-laki, dan mereka segera dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati.
Tak Ada Tanda Kekerasan di 7 Mayat Remaja
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Dani Hamdani, mengatakan belum mengetahui identitas korban.
Namun, Dani menyebut seluruh korban merupakan laki-laki dan tidak ada tanda-tanda kekerasan.
"Laki-laki semua. Tidak ada tanda-tanda kekerasan," kata Dani saat dikonfirmasi, Minggu (22/9).
Terpisah, Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso mengatakan saat ditemukan kondisi mayat belum mengalami perubahan saat ditemukan.
“Hanya sebagian wajah korban sudah mulai membengkak,” kata Priadi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (22/9).
ADVERTISEMENT
Para Remaja Lompat ke Kali Takut Polisi, Akan Tawuran?
Sementara itu, Karyoto menduga para remaja ini menghindari kejaran polisi karena akan tawuran. Mereka terpojok lalu melompat ke kali tersebut.
"Menurut informasi sekilas adalah tawuran, ini salah satu kemarin malam itu yang sudah diambil keterangan mereka menceburkan diri ke sungai karena ada ketakutan patroli yang lewat atau menegur," kata Karyoto kepada wartawan di lokasi kejadian.
Menurut pemeriksaan saksi dan warga sekitar, para remaja ini berkumpul pada dini hari sekitar pukul 02.00-03.00 WIB.
Sementara Kapolsek Rawa Lumbu, Kompol Sukadi menjelaskan memang ada patroli malam itu. Pasalnya, polisi menemukan puluhan remaja dengan senjata tajam, bersepeda motor, sehingga mereka berupaya membubarkan rombongan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Karena kan gelap ya, itu kan tidak ada penerangan, jadi ya karena itu dia turun ke bawah, jadi turun ke bawah itu sebenarnya kali cuma memang kakinya dangkal, ya dia tidak memperhatikan ke arah sana juga karena kan gelap banget. Rawa gitu kan ngeri. Tapi kan karena nekat ingin menyelamatkan diri, padahal kan hanya polisi datang ke situ ingin membubarkan saja supaya tidak terjadi tawuran," kata Sukadi saat dihubungi.
Identitas 7 Mayat di Kali Bekasi, Ada Anak di Bawah Umur 18 Tahun
Meski tak mengungkap secara gamblang identitas 7 mayat itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengungkap salah satunya adalah anak di bawah 18 tahun.
"Ada di bawah umur ada di bawah 18 tahun, ada yang sudah di atas 18 tahun, identifikasi belum ditemukan semua, masih gali pengakuan dari rekan-rekannya agar bisa ditemukan siapa yang meninggal," ucap Karyoto kepada wartawan di lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
Polisi: 7 Remaja yang Tewas di Kali Bekasi Diduga Tidak Saling Kenal
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Dani Hamdani, mengungkapkan bahwa sebelumnya ketujuh korban juga tak saling tahu asalnya dari mana.
"Dari keterangan awal bahkan mereka tidak tahu dari mana, dia hanya per telepon dan kumpul di sekitar TKP," ujar Dani kepada wartawan, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (22/9).
Kabar dugaan remaja tersebut ingin tawuran tersebut, kata dia, merupakan informasi awal dari keterangan salah satu saksi.
Saat ini, Dani menyebut pemeriksaan terus dilakukan untuk mengkonfirmasi terkait dugaan remaja tersebut ingin tawuran.
"Hasil keterangan saksi dari lokasi salah satunya seperti itu," katanya.
Saksi soal 7 Mayat di Kali Bekasi: Konvoi Bersajam 25 Motor, Diteriaki Begal
ADVERTISEMENT
Salah seorang saksi, Aldo Sihotang (19), mengaku sempat melihat ada beberapa orang yang melakukan konvoi dengan mengendarai sekitar 25 motor sambil membawa senjata tajam pada Sabtu (21/9).
"Awal kejadiannya kebetulan saya lagi nyari makan, ngeliat banyak banget motor 25 motor, saya memang ngitung 25 motor, mereka konvoi bawa sajam," kata Aldo ketika ditemui di lokasi.
Polisi Tangkap 22 Orang-6 Celurit di Lokasi 7 Remaja Tewas Lompat di Kali Bekasi
Polsek Rawa Lumbu mengungkap ada 22 orang yang diamankan dari lokasi tempat pertama kali 7 remaja diduga tewas dengan melompat ke Kali Bekasi pada Sabtu (21/9) sekitar pukul 03.00 WIB. Di sana polisi juga menemukan 6 celurit dan 30 motor.
"22 ya (orang yang diamankan). Motornya ada 30," kata Kapolsek Rawa Lumbu, Kompol Sukadi, ketika dikonfirmasi pada Minggu (22/9).
ADVERTISEMENT
Pernyataan Kapolsek Rawa Lumbu tak jauh berbeda dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto yang menyebut para remaja itu terlibat tawuran. Mereka juga kerap kumpul higga pukul 03.00 WIB di . Akan tetapi, para remaja itu langsung menceburkan diri karena ketakutan dengan patroli polisi.
Remaja di Bekasi Sempat Rayakan Ultah Temannya Sebelum Ditemukan Tewas Mengambang di Kali
Para remaja itu sempat merayakan ulang tahun temannya, pada Sabtu (21/9) malam. Tapi usai pesta perayaan itu, mereka tak pulang ke rumah masing-masing, melainkan berkumpul di sebuah toko kelontong yang sudah tutup.
Di antara mereka, ada yang membawa senjata tajam dan diduga hendak melakukan tawuran.
"Awalnya itu kan katanya sebagian ada yang menghadiri ulang tahun temannya di wilayah Jatiasih, tapi sekitar jam 10 (malam) selesai tapi jam 10 malah ke arah TKP tadi (toko kelontong yang sudah tutup)" kata dia saat dikonfirmasi pada Minggu (22/9).
ADVERTISEMENT
Ketika berkumpul di toko kelontong itulah, sambung Sukadi, polisi datang hingga membuat remaja tersebut kocar-kacir ke berbagai arah. Beberapa remaja ternyata ada yang berlari ke arah kali yang letaknya berada di belakang toko kelontong dan melompat hingga ditemukan tewas.
"Begitu didatangi pakai rotator karena memang tujuannya itu adalah untuk tawuran, akhirnya pada kabur ke belakang rumah bedeng itu, bangunan bedeng itu adalah kali. Yang warung dipasang garis polisi. Belakangnya itu kali," jelas dia.
Basarnas Hentikan Pencarian di Kali Bekasi, Total Korban Tewas 7 Orang
Basarnas menghentikan pencarian korban di sekitar Kali Bekasi pada Minggu (22/9) pukul 17.30 WIB. Tak ada korban lain yang ditemukan oleh Basarnas di sekitar Kali Bekasi. Jumlah korban tak bertambah dari 7 orang.
ADVERTISEMENT
"Untuk operasi SAR hari ini kita nyatakan untuk semua tim yang terlibat untuk ditutup," kata Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari, ketika ditemui di lokasi pada Minggu (22/9).
Meski begitu, tak menutup kemungkinan pencarian bakal dilanjutkan apabila ada informasi ke kepolisian bahwa ada masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya.
Khawatir 7 Mayat di Kali Bekasi Keluarga Anda? Datang ke RS Polri, Bawa Data Ini
Kabid Yandokpol RS Polri, Kombes Pol Hery Wijatmoko, mengimbau kepada para keluarga korban yang merasa kehilangan dapat melaporkan kepada pihak RS Polri untuk dilakukan pencocokan data.
Ia pun meminta keluarga korban yang mendatangi RS Polri agar membawa data identitas korban yang dicari, alat pribadi yang digunakan korban, hingga foto korban semasa hidup.
ADVERTISEMENT
"Kemudian kami juga berharap keluarga yang merasa kehilangan dapat melaporkan pada kami, kami sudah menyiapkan antemortem di gedung DVI untuk keluarga yang merasa kehilangan untuk menyiapkan informasi kemudian dengan membawa identitas pelapor dari keluarga tersebut," tutur Hery.
Sementara identitas pelapor yang diperlukan RS Polri adalah, mulai dari kartu keluarga hingga barang pribadi.
"Mungkin kartu keluarga, alat-alat pribadi yang diduga korban, misalnya sikat gigi, sisir, atau baju pribadi yang belum dicuci termasuk topi. Ini berkaitan dengan pemeriksaan sampel DNA. Kemudian foto korban yang semasa hidup dan terlihat giginya," sambungnya.
Cerita Keluarga Jenazah Kali Bekasi: Davi 2 Hari Tak Bisa Dihubungi
Salah satu keluarga remaja itu, mendatangi RS Polri. Sofyan (41 tahun), mengatakan adiknya bernama Ahmad Davi menjadi salah satu remaja yang ditemukan tewas di Kali Bekasi. Ini dipastikan ia menemui polisi.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, adiknya itu pamit ke orang tua mereka pada Jumat malam (20/9) untuk bermain. Dia keluar bersama saudara sepupunya.
"Kalau ke bapaknya, kan, izinnya minta duit, mau main," kata Sofyan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (22/9).
Pada Jumat itu, mereka terakhir kali melihat Davi hingga menemukan informasi ada 7 mayat di Kali Bekasi. Sementara sepupu Davi ternyata diamankan oleh polisi.
Sepupu yang tidak disebut identitasnya itu turut diamankan di Polsek Rawalumbu karena diduga terlibat tawuran.
"Kebetulan, saudara saya yang ngajak adik saya tuh, jalan berdua malam itu. Nah, orang tuanya [saudara saya] nemuin anaknya itu ada di Polsek Rawalumbu. Nah dapat keterangan dari dia, gitu," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya di Polsek itu tahu malah ikut tawuran ternyata. Dapat keterangan dari dia bahwa adik saya ini enggak bareng sama dia, terpisah pas malam itu," lanjutnya.
Sementara itu, keluarga masih tak yakin bahwa Davi terlibat tawuran. Mereka merasa, Davi hanya diajak.
"Enggak, enggak [ada bawa sajam], dibilang dia tuh diajak, enggak sekolah di situ, jadi bukan teman-temannya dia," jelasnya.
Kompolnas Dorong Polri Profesional Usut Kasus 7 Mayat Remaja di Kali Bekasi
Kompolnas menanggapi kasus ditemukan 7 mayat remaja di Kali Bekasi pada Minggu (22/9) pagi. Diduga mereka sempat hendak tawuran sebelum ditemukan tewas mengambang di kali.
Komisioner Kompolnas Poengky Indarti memastikan, pihaknya akan ikut mengawasi dalam pengusutan kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Kompolnas akan mengawasi penanganan kasus ini," kata Poengky kepada wartawan.
Poengky menjelaskan, dalam penanganan kasus ini, masih diperlukan pengumpulan bahan keterangan. Oleh sebab itu, pihaknya belum bisa mengambil kesimpulan maupun dugaan penyebab tewasnya 7 remaja ini.
"Sebaiknya kita tunggu dulu. Kompolnas mendorong pemeriksaan kasus ini dilakukan secara profesional dengan dukungan scientific crime investigation sehingga hasilnya tidak terbantahkan," jelas dia.