news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fakta-fakta Ditemukannya Kerangka Ayu Seli di Septic Tank Rumah Mertua

26 Desember 2019 17:55 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi ditemukannya kerangka manusia di Karangjati RT 07 Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi ditemukannya kerangka manusia di Karangjati RT 07 Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kerangka Ayu Selisa ditemukan di septic tank rumah mertuanya di Karangjati RT 07, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, pada Minggu (22/12).
ADVERTISEMENT
Diduga kuat Seli dibunuh oleh suaminya Edi Susanto (29). Edi tewas gantung diri pada 50 hari lalu. Berikut fakta-fakta tentang kasus penemuan kerangka Ayu Selisa.
Menikah Usia Muda
Ayu Selisa menikah dengan Edi Susanto saat mereka berusia 16 tahun. Mereka bertemu di Pasar Malam Sekaten pada tahun 2006. Saat itu Seli bekerja di sana.
Keduanya hanya mengenyam pendidikan terakhir sampai SMP dan langsung memutuskan menikah setelah enam bulan pacaran.
Lokasi ditemukannya kerangka manusia di Karangjati RT 07 Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
“Memang umurnya sama, kelahiran 1990 (dua-duanya),” kata Anik Maidarningsih (51) ibu Seli.
Seli Tinggal Bersama Mertua
Setelah menikah, Seli yang berasal dari Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta lantas mengikuti suaminya untuk tinggal di Bantul, tepatnya di Karangjati RT 07, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan. Di sana, Seli tinggal bersama orang tua Edi.
ADVERTISEMENT
“Rumah isinya empat orang. 2006 setelah menikah Mbak Seli ke situ,” kata Suparno (50), Ketua RT 07 Karangjati.
Keduanya Sering Bertengkar
Mengarungi biduk rumah tangga memang tak semudah yang dibayangkan. Terlebih sejoli ini masih muda umurnya. Tak pelak selama tinggal bersama, keduanya sering bertengkar.
Edi pun dikenal ringan tangan bahkan pernah menyulut bara rokok ke sekujur tubuh Seli.
Anik Maidarningsih. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
“Pernah curhat (Edi) kasar sampai setahun (nikah) itu. Cerita pernah dislomoti (sulut) rokok. Sering nangis pengin pisah. Saya cuma bisa ngandani (untuk sabar),” kata Anik Maidarningsih (51), ibu Seli.
Edi Mengaku Cerai dengan Istrinya
Tiga tahun mengarungi bahtera rumah tangga, pada 2009 Edi mengaku bercerai dengan Seli. Hal itu diungkapkannya ketika ditanya tetangga di mana keberadaan sang istri. Kepada tetangga sekitar, Edi juga mengaku Seli telah kembali ke rumah orang tuanya di Kota Yogyakarta.
Suasana rumah Anik di Badran di Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta, Kamis (26/12). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
“Warga enggak tahu (Seli hilang). Tahunya, ya, itu di tempat orang tuanya (di Kota Yogyakarta),” kata Suparno. Sementara itu, saat ditanya orang tua Seli, Edi mengatakan istrinya itu kabur dengan membawa duit Rp 300 ribu.
"Bolak-balik (berkali-kali) tanya. Coba cari orang pintar juga, keluarga sana bilang sudah cari orang pintar. Malah ada yang bilang (Seli) pergi (dari rumah) bawa uang Rp 300 ribu. Itu keluarga yang bilang,” ujar Anik, ibu Seli.
Edi Kerja Serabutan
Selama menikah kedua pasangan ini belum dikaruniai buah hati. Untuk menopang hidupnya, Edi sempat bekerja di pabrik, juga pernah kerja bangunan.
“Edi tidak (punya) pekerjaan tetap, kadang bangunan, kadang cuma di rumah. Pernah bekerja di pabrik,” kata Suparno.
ADVERTISEMENT
Keluarga Pernah Melaporkan Seli Hilang
Anik mengaku terakhir bertemu anaknya pada 2008 silam. Saat itu mereka bertemu di Sewon, Bantul ketika menjenguk saudara kembar Seli yaitu Leli yang melahirkan putra keduanya.
Itulah kali terakhir Anik bertemu dengan anaknya. Pada tahun 2009, Leli lantas melapor ke Polres Bantul hilangnya sang adik.
Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya membenarkan laporan tersebut. Namun saat itu pencarian belum membuahkan hasil.
“2009 keluarga korban datang ke Polres, menginfokan orang hilang. Dalam pencarian itu belum diketemukan hingga saat ini ditemukan,” kata Riko.
Edi Bunuh Diri dan Meninggalkan Surat Wasiat
Sekitar 50 hari sebelum ditemukannya kerangka Seli, Edi sudah terlebih dahulu tewas dengan cara gantung diri. Saat gantung diri dia meninggalkan surat wasiat yang isinya akan menyusul Seli. Hal itu menimbulkan kecurigaan warga saat penemuan kerangka manusia.
ADVERTISEMENT
“Wasiat isinya intinya pokoknya ‘pak mak aku arek nyusul mboh tua (saya mau nyusul nenek) sama istri saya. Nah itu kan jadi kecurigaan nyusul istri saya itu,” kata Suparno.
Edi Tidak Menikah Lagi
Sejak hilangnya Seli pada 2009 hingga tewas gantung diri di tahun 2019, Edi diketahui tidak menikah lagi. Namun semasa waktu itu warga merasa perilaku Edi mulai aneh.
“Mas Edi setelah cerai emang kaya depresi gitu. Mungkin ada pikiran yang terlalu berat. Edi tidak (punya) pekerjaan tetap kadang bangunan, kadang cuma di rumah. Pernah kerja di pabrik,” kata Suparno.
Edi yang Tak Terlalu Akrab dengan Orang Tuanya
Hubungan antara Edi dan Waluyo, ayahnya, serta ibunya tidak terlalu dekat. Itu sebabnya Waluyo memilih bergeming saat Edi menyatakan sudah cerai dengan Seli dan istrinya itu kabur.
ADVERTISEMENT
Seli Diduga Dibunuh Edi
Polisi telah memeriksa sejumlah saksi atas kasus ini. Sejauh ini Seli diduga kuat dibunuh Edi. Hal itu disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya.
Namun menurut Riko, penyelidikan polisi tidak berhenti di situ. Polisi akan terus menggali kemungkinan adanya orang lain yang terlibat dalam peristiwa ini.
“Insyaallah bisa kita ungkap arahnya pelakunya Edi, dari keterangan saksi ada ke sana. Namun kita juga tidak hanya berpuas diri apakah pelakunya Edi, apakah ada pelaku lain nah itu yang kita lakukan penyelidikan. Kalau dari penyelidikan saksi-saksi petunjuk yang ada mengarah Edi,” kata Riko.