Fakta-fakta Penemuan Radioaktif di Serpong, Tangsel

16 Februari 2020 7:02 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gris polisi di lokasi penemuan Limbah Radioaktif di Perumahan Batan Indah. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gris polisi di lokasi penemuan Limbah Radioaktif di Perumahan Batan Indah. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Penemuan radioaktif di sebuah lahan kosong di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, menggegerkan warga sekitar. Bagaimana tidak, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) menyebut paparan radioaktif di lokasi tersebut cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
Menurut BAPETEN, paparan radioaktif di lokasi tersebut telah terdeteksi sejak akhir Januari.
Kemudian pada 7 dan 8 Februari, BAPETEN menggali tanah di tempat paparan radioaktif itu. Di tempat itu ditemukan serpihan limbah mengandung radioaktif di tanah sedalam kurang lebih 1 meter.
"Nah itu ketemu serpihannya seperti kerikil ini. Jadi susah mengangkutnya," ucap Sekretaris Utama BAPETEN, Hendriyanto, di lokasi, Sabtu (15/2).
Namun pada 11 Februari, BAPETEN masih menemukan paparan tinggi radioaktif di lokasi. Sehingga lokasi yang dimaksud dipasang garis pembatas.
BAPETEN juga telah memeriksa jenis radioaktif dari sampel tanah yang diambil. Berdasarkan uji laboratorium, salah satu jenis radioaktif telah diketahui yaitu Cs-137 atau Cesium 137.
Gegana Polri sisil Lokasi Paparan Radioaktif di Perumahan Batan Indah, Sabtu (15/2). Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Adanya paparan radioaktif itu sempat memunculkan dugaan kebocoran reaktor nuklir di Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang berada di kawasan Puspiptek Serpong. Namun dugaan tersebut dibantah BAPETEN.
ADVERTISEMENT
Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Komunikasi BAPETEN, Indra Gunawan, mengatakan radioaktif Cesium 137 itu diduga merupakan limbah yang dibuang di lokasi tersebut.
"Ini sekalian diberitakan agar warga tidak panik. Ini bukan karena kebocoran infrastruktur reaktor penelitian yang ada di Serpong," kata Indra.
Indra juga meminta masyarakat tak khawatir terhadap paparan radioaktif terhadap lingkungan sekitar. Sebab BAPETEN memastikan radioaktif tersebut tak mencemari air di permukiman warga.
"Nah kita sudah ambil sampel air, hasilnya negatif (radioaktif). Alhamdulilah itu, air itu paling susah, tanah itu bisa dipotong, kalau air gimana nyedotnya," kata Indra.
Terlebih, BAPETEN telah mengangkat 5 sumber tingginya radioaktif di lokasi tersebut.
"Oleh karena itu, saat ini daerah ini sudah kosong, ini sudah tidak ada sumber kontaminannya," kata Hendriyanto.
ADVERTISEMENT
Hendri menambahkan, saat ditemukan adanya radioaktif yang tinggi langsung dilakukan remedial. Remedial dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan yang terkontaminasi. Sebab lima titik sumber radioaktif cukup lama berada di lokasi. Sehingga diyakini sudah mencemari tanah dan sejumlah tanaman di lokasi.
"Oleh karena itu tanah-tanah di sini meski sumbernya sudah diangkat tapi tanah-tanah di sini nampaknya juga tercemar," tutur dia.
"Oleh karena itu di sini ada traktor segala macam mulai mengeruk tanah-tanah daerah yang tercemar itu, kita keruk 2-3 hari kemarin, dan tanahnya sudah kita amankan di fasilitas limbahnya BATAN," tambahnya.
Dari hasil pengamatan sementara, BAPETEN menyebut sumber radioaktif di lokasi tersebut berbentuk kapsul sebesar kelingking. Barang tersebut sudah diangkut ke laboratorium untuk diteliti asal dan usia barang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) pembersihan lokasi dari paparan radioaktif paling tidak membutuhkan waktu hingga 20 hari.
"Namun diharapkan bisa dinyatakan bersih sebelum 20 hari," ucap Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BATAN, Heru Umbara.