Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Gedung SMK Yadika 6 Kota Bekasi terbakar pada Senin (18/11) sore. Tercatat 10 ruangan belajar ditambah ruangan kepala sekolah, ruangan guru dan laboratorium hangus terkena amukan si jago merah.
ADVERTISEMENT
Berikut sejumlah fakta terkait kebakaran yang dirangkum kumparan:
Api berasal dari rumah di sebelah sekolah
Kepsek SMK Yadika 6, Rellus Manurung, mengatakan kebakaran terjadi bermula dari salah satu ruangan di luar gedung. Dari situlah api kemudian merambat ke gedung A, tempat ratusan siswa kelas X tengah mengikuti proses pembelajaran.
“(Awal kebakaran) di ruang kecil itu, di luar gedung. Kemarin itu dibuat tempat menyimpan kursi meja,” ungkap Rellus di lokasi, Selasa (19/11).
Namun Rellus tak mau menjelaskan lebih lanjut soal penyebab kebakaran ini. Menurutnya, pihak kepolisian yang akan menyelidiki muasal api tersebut.
“Nanti olah TKP oleh polisi. Kita enggak berani ngomong itu,” ujarnya.
Pantauan kumparan, terdapat sebuah ruangan kecil yang berdempetan dengan Gedung A. Ruangan yang disebut pertama sekali terbakar itu, tampak hangus karena dilalap api.
ADVERTISEMENT
Adapun Gedung A sendiri terdiri dari 4 lantai, dengan 35 ruangan di dalamnya. Ruangan di Gedung tersebut terdiri dari ruang belajar, ruang guru, ruang kepala sekolah serta laboratorium.
Korsleting listrik jadi penyebab
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto mengatakan kebakaran disebabkan korsleting listrik.
"Karena hubungan pendek listrik," kata Indarto saat dikonfirmasi, Selasa (19/11).
Tapi Indarto tidak menjelaskan korsleting di mana yang menjadi sumber api.
Menurut Indarto, polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan masih menyelidiki adanya unsur kelalaian atau tidak pada peristiwa tersebut. Jika memang ditemukan adanya kelalaian, bukan tidak mungkin akan ada penetapan tersangka dari peristiwa itu.
"Kemungkinan selalu ada, tapi masih jauh sekali," kata Indarto.
Kesaksian dari guru
Erwin (28), salah seorang guru yang berada di dalam gedung saat kejadian menceritakan bahwa kebakaran didahului oleh asap hitam yang pekat.
ADVERTISEMENT
Hal itu membuat siswa dan guru di dalam gedung sesak napas. Mereka pun panik dan berusaha keluar gedung.
“Waktu itu saya lagi ngajar videografi di lantai dua. Enggak tahu api di mana, tapi asapnya itu sudah tebal saja, nafas juga sudah sesak,” ungkap Erwin saat ditemui di SMK Yadika 6, Selasa (19/11).
Saat asap pekat itu menyelimuti gedung, ia bersama para guru dan siswa berusaha menyelamatkan diri. Dalam keadaan panik mereka berjalan mencari tangga untuk turun dan keluar dari gedung.
“Itu sudah panik itu. Kita jalan lewat lorong, bareng-bareng turun tangga, meraba-raba karena udah tidak melihat apa-apa lagi. Ada yang inisiatif jalan sendiri juga,” ujar Erwin.
Menurut Erwin, ada pula sebagian siswa dan guru yang melompat lewat jendela ruangan di lantai tiga dan lantai dua. Langkah itu dilakukan karena jalur menuju tangga sudah terlalu sesak dan sulit untuk dilalui.
ADVERTISEMENT
“Ada yang lewat jendela, lompat ke matras yang sudah disediain di bawah kan,” katanya.
Erwin mengaku tak melihat api selama ia dan para siswa mengevakuasi diri. Menurutnya, api baru terlihat membesar saat gedung telah kosong dan para guru dan siswa sudah berkumpul di lapangan sekolah.
“Itu turun kan, kumpulnya di lapangan depan. Waktu itu asap doang, baru ketika udah di luar, api membesar,” ujarnya.
2 Korban masih dirawat
Sebanyak 16 orang yang terdiri dari guru dan siswa sempat dilarikan ke rumah sakit karena terdampak kebakaran di SMK Yadika 6, Senin (18/11) lalu. Menurut Rellus sebagian besar korban hanya mengalami cidera serta trauma ringan dan sudah dipulangkan.
"Tadi malam ada di tiga rumah sakit, RS Harum, RS Yadika, RS Koja. Untuk saat ini yang di RS Harum sudah boleh pulang karena sudah membaik, di RS Yadika hanya tinggal satu orang, di RS Koja satu orang," kata Rellus di SMK Yadika Bekasi, Jawa Barat, Selasa (19/11).
ADVERTISEMENT
Rellus menyebut, dua siswa yang masih dirawat mengalami luka bakar akibat terkena bara api. Namun, ia tidak merinci sejauh mana luka yang dialami keduanya.
"Tapi semua bentuk pengobatan akan dibebankan kepada yayasan. Yayasan punya tanggung jawab penuh," tegasnya.
Kegiatan belajar dialihkan ke aula sekolah
Pihak sekolah akan menggunakan aula berukuran 10 meter x 30 meter di Gedung B Yadika sebagai pengganti ruang kelas sementara.
“Jadi antisipasinya kita masih punya gedung aula, itu nanti kita akan berdayakan. Artinya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) akan tetap berjalan seperti biasa. Kita berdayakan di sini dulu. Aula akan kita sekat secepat mungkin dan kegiatan belajar segera dilaksanakan,” kataRellus Manurung, di lokasi, Selasa (19/11).
ADVERTISEMENT
Para siswa yang dipindahkan adalah siswa kelas X berjumlah 171 orang. Namun, Rellus tidak merinci berapa banyak sekat yang akan dibagi di dalam aula tersebut.
Jika memperkirakan satu kelas diisi 34-35 siswa, maka ruangan aula perlu disekat menjadi lima ruangan, dengan masing-masing ruang seluas 10 meter x 6 meter.
Aula Gedung B saat ini masih kosong melompong, tanpa sekat, kursi maupun meja. Namun, tampak petugas tengah bekerja membersihkan ruangan tersebut. Sementara di beberapa ruangan di sekitarnya, banyak meja dan kursi berjejer.
Kebakaran terjadi pada Senin sekitar pukul 15.00 WIB, atau satu jam sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) berakhir. Akibatnya, 16 siswa dan guru terluka dan dilarikan ke rumah sakit karena mengalami cidera dan trauma ringan. Dua di antara korban mengalami patah tulang kaki karena meloncat dari lantai 2 untuk menghindari kobaran api.
ADVERTISEMENT
Dampak kebakaran ini, sekolah juga diliburkan selama tiga hari hingga Jumat (22/11). Keputusan dibuat untuk menenangkan warga sekolah akibat trauma kebakaran dan menyiapkan ruangan sementara untuk ruangan kelas yang terbakar.
Live Update