Film Nyanyian Akar Rumput: Mengingat Wiji Thukul, Tagih Janji Jokowi

9 Januari 2020 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster film Nyanyian Akar Rumput. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Poster film Nyanyian Akar Rumput. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film Nyanyian Akar Rumput produksi REKAM DOCS, karya sutradara Yuda Kurniawan, akan diputar di bioskop Indonesia mulai 16 Januari. Film ini merupakan pemenang Piala Citra 2018 kategori dokumenter.
ADVERTISEMENT
Nyanyian Akar Rumput mengangkat keseharian anak Wiji Thukul, Fajar Merah, bersama bandnya. Lewat nyanyian-nyanyian Fajar, yang membawakan lirik-lirik puisi Wiji Thukul, penonton diajak untuk mendengar suara-suara perlawanan dan suara-suara ketertindasan aktivis di zaman Wiji Thukul.
Sutradara Nyanyian Akar Rumput, Yuda, mengatakan film ini adalah ekspresi dari anak korban 'penghilangan paksa' yang sampai hari ini masih bertanya tentang sosok sang ayah.
Namun tidak sampai di situ saja. Lebih jauh, kata Yuda, Nyanyian Akar Rumput berbicara tentang persoalan HAM besar di masa lalu yang dilakukan negara.
“Memang dalam pikiran saya, kita bicara pelan-pelan tentang HAM, penghilangan paksa, tapi dari sudut pandang Fajar, bukan bukan Wiji Thukulnya,” ungkap Yuda saat bincang-bincang jelang pemutaran film di Kantor Amnesty Internasional, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).
Para narasumber dalam sesi bincang-bincang tentang film Nyanyian Akar Rumput, di Kantor Amnesty Internasional Indonesia, Jakarta, Kamis (9/1). Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Dengan mengambil sudut pandang Fajar, Yuda ingin agar narasi-narasi HAM itu bisa tersampaikan kepada generasi muda hari ini.
ADVERTISEMENT
“Jadi ini menjadi momen yang bagus, anak muda bisa tahulah tentang isu ini, dengan kemasan yang dokumenter,” ujarnya.
Bincang-bincang di Kantor Amnesty Internasional Indonesia turut dihadiri Fajar Merah, Komisioner Komnas HAM Amiruddin, Ketua Amnesty Internasional Usman Hamid, Ketua Ikatan Orang Hilang Indonesia (Ikohi) Wanmayetty, serta aktivis Nezar Patria.
Dari sudut HAM, Amiruddin menilai film Nyanyian Akar Rumput adalah sebuah pengingat bagi masyarakat, negara dan pemerintah.
Amiruddin menyebut hari ini banyak orang lupa akan kasus pelanggaran HAM oleh negara di masa lalu. Banyak pula yang lupa dengan jasa Wiji Thukul dalam mendorong perubahan di Indonesia, dari kegelapan Orde Baru ke masa reformasi.
“Film ini, ini kan satu bentuk upaya merawat ingatan bersama. Bukan hanya tentang Wiji Thukul, tapi juga tentang konteks dari peristiwa itu terjadi. Saya mengira belakangan ini banyak orang seakan-akan abai dengan itu,” ujar Amiruddin.
ADVERTISEMENT
“Banyak orang yang hari ini memegang jabatan di republik ini, berhutang pada Thukul. Karena Thukul adalah salah satu pion ya, bagaimana dulu keadaan yang sulit itu kita hadapi dan kita lawan, sehingga berubah keadaan,” imbuhnya.
Fajar Merah, putra aktivis Wiji Tukul. Foto: Andesta Herli Wijaya/kumparan
Amiruddin menambahkan, sampai saat ini, kasus HAM masih menyelimuti Indonesia. Sedangkan negara dinilai tak kunjung menunjukkan itikad serius untuk menyelesaikannya.
“Kehendak untuk menyelesaikan itu tipis sekali. Implikasinya, memang sampai hari ini kita masih berhadapan dengan persoalan yang sama,” ujarnya.
Lebih jauh, Ketua Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid menekankan bahwa film Nyanyian Akar Rumput adalah upaya menagih janji Presiden Jokowi. Menurutnya, sampai saat ini Jokowi belum memenuhi janjinya terhadap para keluarga korban dan masyarakat pejuang HAM.
ADVERTISEMENT
“Saya ingin menekankan saja bahwa film ini pengingat janji dan penagih janji. Karena pada masa Pilpres, Pak Jokowi pernah mengatakan ketika ditanya spesifik tentang Wiji Thukul, Pak Jokowi mengatakan Wiji Thukul harus ditemukan. Harus jelas meninggal atau hidup,” ujar Usman.
Jokowi Diundang Menonton
Film dokumenter Nyanyian Akar Rumput merekam berbagai hal selain ekspresi pencarian keadilan di lagu-lagu anak Wiji Thukul. Film ini merekam perjuangan keluarga korban pada Aksi Kamisan, serta merekam momen-momen politik di Indonesia bertabur janji penyelesaian kasus HAM.
Spesifik, Nyanyian Akar Rumput merekam pula kampanye-kampanye Jokowi di tahun 2014, yang beberapa kali menyatakan komitmennya terhadap penyelesaian kasus HAM.
Berkaitan dengan itu, Yuda sang sutradara dan timnya berharap, Jokowi pun sudi menonton Nyanyian Akar Rumput. Yuda telah menyiapkan undangan menonton untuk Jokowi.
ADVERTISEMENT
“Jadi kita udah buat undangan. Rencana nanti sore mau kita antarkan ke KSP. Film ini juga Pak Jokowi juga ikut main, Pak Prabowo juga ikut main di sini. Ya biar tahulah janji-janji yang pernah diucapkan waktu kampanye kemarin. Jadi harapan kami ya harus nonton,” ucap Yuda.
Film Nyanyian Akar Rumput akan diputar di di jaringan bioskop XXI dan CGV di sejumlah kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Palembang, Makasar, Bandung, Medan, serta Purwokerto, Depok, dan Semarang.