Gelombang Dukungan Alumni untuk Jokowi-Prabowo

6 Februari 2019 9:27 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lipsus kumparan: Jokowi-Prabowo berebut alumni. Foto: Basith Subastian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lipsus kumparan: Jokowi-Prabowo berebut alumni. Foto: Basith Subastian/kumparan
ADVERTISEMENT
Kondangan kawinan berujung deklarasi dukungan. Ini kisah tentang gelombang dukungan untuk capres yang datang dari para alumni universitas.
ADVERTISEMENT
Bagi para alumni pendukung Jokowi, 12 November 2018 jadi titik awal. Hari itu, sejumlah alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia menghadiri acara kondangan. Tak dinyana, pertemuan di momen bahagia sejoli kenalan mereka itu jadi ajang curhat politik.
Para alumni Fakultas Teknik UI yang kebanyakan angkatan ‘70 dan ‘80-an itu merasa resah dan gerah karena nama almamater mereka dibawa-bawa ke pentas politik oleh sekelompok kawan yang mendeklarasikan dukungan untuk pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Padahal, menurut Dion Nizar—salah satu alumni yang datang ke kondangan 12 November itu, jauh sebelum deklarasi untuk Prabowo-Sandi, banyak alumnus Fakultas Teknik UI yang mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin dan kerap mengobrolkan kesamaan pandangan politik itu di belakang layar. Masalahnya, mereka diam-diam, sedangkan alumni pendukung Prabowo terang-terangan.
ADVERTISEMENT
Alumni pro-Jokowi pun tak mau kalah. Sepanjang perjamuan di kondangan, mereka kasak-kusuk menimbang perlunya go public guna menegaskan dukungan politik untuk Jokowi-Ma’ruf.
“Mereka yang mendukung calon 02, menggelar deklarasi 7 November. Tadinya kami diam saja. (Tapi) pas mereka deklarasi bawa lambang makara UI, itu sudah kelewatan menurut kami,” ujar Dion Nizar kepada kumparan di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Selasa (29/1).
Dion dan rekan-rekannya terganggu dengan langkah kawan pro-Prabowo mereka. “Tidak masalah pakai seragam warna biru di deklarasi. Tapi ada cap makara UI gede banget. Padahal menurut statuta kan tidak boleh. Dan yang pakai seragam UI itu Sandi yang bukan alumni. Ini sudah enggak bener,” kata Ketua Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin, Fajar Soeharto.
ADVERTISEMENT
Soal boleh-tidaknya penggunaan lambang makara UI untuk tujuan politik tidak tercantum detail dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 68 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia. Namun Statuta UI itu menyebut “... perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan tinggi harus bebas dari pengaruh, tekanan, dan kontaminasi apapun seperti kekuatan politik…”
Jokowi di depan ribuan alumni UI. Foto: Dok Johan Budi
Melihat deklarasi alumni pro-Prabowo, sejumlah alumni Fakultas Teknik UI itu kemudian merapatkan barisan dan menggalang lebih banyak alumni yang sevisi. Target mereka: deklarasi dukungan untuk Jokowi-Ma’ruf Amin.
Dion Nizar diminta membuat grup WhatsApp untuk mempermudah koordinasi. Dion sebagai alumni UI angkatan 1976 yang aktif pada zaman pergerakan mahasiswa 1978 dianggap dapat menyatukan banyak alumni di internal Fakultas Teknik maupun lintas fakultas.
ADVERTISEMENT
Grup WhatsApp pertama yang diberi nama Brigade-04 for Jokowi-Amin hanya berisi alumni Fakultas Teknik. Brigade-04 merujuk pada mahasiswa Fakultas Teknik yang ikut dalam aksi pergerakan tahun 1978.
Dalam dua hari, jumlah anggota grup yang semula 10 orang itu mengembang menjadi 120 orang. Dalam sepekan, jumlah itu membengkak menjadi 256 orang alias full—mencapai kapasitas maksimum keanggotaan suatu grup di WhatsApp.
Batasan jumlah tak jadi penghambat. Dion membentuk grup kedua di WhatsApp bernama Brigade-04 Batch B. Aksi terus bergulir, dan penggalangan melebar ke lintas fakultas. Setelah informasi disebar dari mulut ke mulut, akhirnya terbentuklah koordinator alumni per fakultas dan grup WhatsApp alumni pro-Jokowi di 16 fakultas di UI.
Berikutnya, mereka sepakat mendeklarasikan dukungan bagi Jokowi pada Sabtu (12/1) dengan nama Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin.
Jokowi menghadiri Deklarasi Alumni UI untuk Jokowi-Amin di GBK. Foto: Jamal Ramadan/kumparan
ADVERTISEMENT
Konsolidasi di jagat maya berlanjut kopi darat di berbagai penjuru Jakarta Selatan. Pertama, di Cilandak Town Square pertengahan November 2018. Rapat perdana ini hanya dihadiri alumni Fakultas Teknik.
Kedua, dua minggu sesudahnya di Balai Sarwono dengan melibatkan alumni lintas fakultas. Ketiga, di Restoran Batik Kuring yang dihadiri lebih banyak lagi alumni lintas fakultas.
Jumlah alumni yang terus menggelembung membuat Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin memasang kuda-kuda. Mereka berniat menggelar deklarasi skala besar yang bakal diikuti ribuan orang di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
“Awalnya kita memang mau deklarasi untuk menunjukkan kita eksis. Begitu melihat reaksi besar, kita lihat ada peluang baru. Jangan cuma turun ke bawah door to door. Ini harus jadi bola salju untuk membangunkan silent community yang mendukung Jokowi-Amin,” tutur Fajar Soeharto sang Ketua Gerakan.
ADVERTISEMENT
Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin pun mulai menggandeng alumni perguruan tinggi lain. Pertemuan demi pertemuan dihelat lintas perguruan tinggi, hingga terlaksana pertemuan di Rumah Aspirasi Jokowi-Ma’ruf di Menteng yang dihadiri perwakilan tiap-tiap fakultas di UI dan perguruan tinggi lain.
Lintas Perguruan Tinggi pendukung Jokowi di Rumah Aspirasi Proklamasi. Foto: Dok. Istimewa
Grup WhatsApp Gerakan makin punya banyak cabang. Grup lintas alumni kampus diberi nama Alumni Lintas PT 4 Jkw. Isinya perwakilan alumni Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Trisakti, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Tarumanegara, Universitas Katolik Atma Jaya, Universitas Pancasila, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Indonesia, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Brawijaya, Universitas 17 Agustus 1945, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, hingga Universitas Sam Ratulangi.
ADVERTISEMENT
Para alumni itu berencana menggelar gelombang deklarasi. “Bahasa kita ke kawan-kawan dari universitas lain, ‘Ente datang ke acara kami tanggal 12. Setelah itu, ente segera bikin (acara serupa), kami gantian datang,’” ujar Fajar.
Dalam waktu 1,5 bulan, deklarasi Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin dipersiapkan. Bermodalkan panitia mandiri dari tiap fakultas serta pendanaan dengan sistem patungan, deklarasi digelar dan dihadiri langsung oleh Jokowi. Fajar mengklaim ada 24 ribu orang yang hadir pada acara tersebut.
“Kami jual kaus dan patungan, kan alumni banyak yang tersebar. Enggak ada suntikan dana, yang ada kita utang dulu,” kata Dion.
Perang Alumni Jokowi vs Prabowo. Infografik: Putri Sarah Arifira/kumparan
Efek bola salju yang diharapkan, betul terjadi. Deklarasi Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin pada 12 Januari jadi pembuka rantai deklarasi serupa dari kampus lain. Sebut saja deklarasi Alumni Jerman for Jokowi pada 25 Januari, deklarasi alumni Universitas Sebelas Maret di Solo pada 26 Januari yang dihadiri alumnus sejumlah kampus di Jawa Tengah, juga deklarasi Forum Alumni Perguruan Tinggi se-Jawa Timur pada 2 Februari yang dihadiri Jokowi langsung dan tak kalah besar dari Deklarasi Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin.
ADVERTISEMENT
Gelombang itu belum berhenti. Koalisi Diponegoro yang terdiri dari alumni Universitas Diponegoro dan beberapa kampus di Jawa Tengah mendeklarasikan dukungan pada 3 Februari. Deklarasi di Semarang itu juga dihadiri Jokowi. Sang petahana saat itu dengan agresif melemparkan sejumlah serangan balik ke kubu Prabowo, mulai soal propaganda Rusia sampai perkara Ratna Sarumpaet.
Jokowi melayani permintaan swafoto saat menghadiri Deklarasi Dukungan Koalisi Alumni Diponegoro di Kota Lama Semaran. Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari
“Ini simultan. Kita memang bersatu. Satu visi dan tujuan untuk Indonesia lebih maju. Jadi komunikasi ya terus-menerus,” kata Ketua Alumni Universitas Diponegoro, Witjaksono, kepada kumparan.
Alumni Undip mempersiapkan deklarasi itu sejak tiga bulan sebelumnya. Selain melakukan konsolidasi melalui grup WhatsApp, alumni Undip membangun sejumlah posko dan aktif mengampanyekan acara deklarasi untuk Jokowi di media sosial dengan tagar #01JokowiBocaheDewe.
ADVERTISEMENT
Selain itu, koordinasi dengan sejumlah tokoh yang merupakan alumni Undip juga berjalan. Salah satunya Abdul Kadir Karding, politikus PKB yang kini Juru Bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf. Lewat Karding, alumni Undip meminta bantuannya untuk menghadirkan Jokowi saat deklarasi.
Berikutnya, Universitas Trisakti dan Universitas Atma Jaya berencana menggelar deklarasi serupa pada 9 Februari dan 23 Februari. “UI saja men-declare, kok kita enggak. Sementara kampus kita besar di Jakarta dan memiliki bagian sejarah yang kuat dari bangsa ini,” ujar Sekjen Deklarasi Trisakti untuk Jokowi, Sarah Wijanarko.
Menurut Sarah, sejak tahun lalu pun, sudah banyak alumni Trisakti yang mendukung Jokowi-Ma'ruf. Mereka tergabung dalam grup WhatsApp. “Dari yang awalnya cuma 15-20 orang, sekarang ditotal sudah lebih dari 1.000 orang.”
ADVERTISEMENT
Ketua Deklarasi Trisakti untuk Jokowi yang juga salah satu influencer Tim Kampanye Jokowi-Ma-ruf, Muhanto Hatta, menekankan gerakan mereka tak berhenti di deklarasi. Mereka akan menggalang suara sesama alumni.
Muhanto Hatta yang akrab disapa Ancho mengatakan, alumni Trisakti tak ingin Orde Baru kembali berkuasa, dan mereka menyebut Prabowo-Sandi lebih dekat dengan Orba.
“Teman-teman kita ada yang mati menumbangkan rezim terdahulu (pada Tragedi Trisakti Mei 1998). Makanya jangan sampai Orde Baru kembali hidup,” ujarnya.
Deklarasi Nasional Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia yang dihadiri Prabowo Subianto di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta. Foto: ANTARA/Dede Rizky Permana
Bukan cuma alumni pendukung Jokowi yang bergerak. Mereka yang pro-Prabowo pun terhitung aktif. Empat hari setelah Prabowo mengumumkan Sandi sebagai cawapresnya, 14 Agustus 2018, Ikatan Alumni Keluarga Mahasiwa Islam Institut Teknologi Bandung langsung mendeklarasikan dukungan.
ADVERTISEMENT
Itu jadi deklarasi pertama para alumni kampus di ajang Pilpres, dan IAG ITB mengatakan sudah mendukung Prabowo sejak Pilpres 2014. Alasannya, Hatta Rajasa yang dulu cawapres Prabowo merupakan alumni IAG ITB. Partai yang menaungi Hatta, PAN, juga kini mendukung Prabowo di Pilpres 2019.
“Melanjutkan saja sih, karena kita cocok dengan visi mereka, yaitu keberpihakan terhadap umat. Deklarasi kita duluan. Yang lain masih mikir-mikir, kita sudah bikin gong duluan,” kata salah satu deklarator IAG ITB, Muhammad Azhar, kepada kumparan di Bekasi, Rabu (30/1).
Deklarasi saat itu dihadiri sekitar 300 orang alumni. Setelah itu, IAG ITB terus menggalang suara. Alhasil, sekarang terdapat sekitar seribu alumni ITB yang disebut IAG ITB mendukung Prabowo-Sandi.
ADVERTISEMENT
Gema dukungan alumni bagi Prabowo-Sandi kembali terdengar pada 7 November 2018 ketika alumni UI mendeklarasikan dukungan bagi pasangan calon nomor urut 02 tersebut.
Deklarasi Alumni UI untuk Prabowo-Sandi saat itu digelar di Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng. Seperti di kubu Jokowi, satu deklarasi bak gayung bersambut yang disusul sejumlah deklarasi lain.
Deklarasi Komunitas Alumni Universitas Indonesia mendukung Prabowo-Sandi. Foto: Instagram/@sandiuno
Salah satu inisiator Deklarasi Alumni UI untuk Prabowo-Sandi, Machrup Elrick, mengatakan deklarasi awal yang dihadiri 550 alumni UI melecut semangat para alumni lain untuk membuat gerakan lebih besar.
“Akhirnya kita bikin grup WhatsApp. Satu grup sebanyak 256 orang, dikali lima grup UI. Itu isinya alumnus semua,” kata Elrick.
Guna menambah pasukan, Elrick tak jarang meminta bantuan kepada sejumlah tokoh sesama alumni yang sevisi seperti Fadli Zon, Fahri Hamzah, hingga Rocky Gerung.
ADVERTISEMENT
Alumni UI pendukung Prabowo-Sandi kemudian mulai menggandeng alumni dari kampus lain yang memiliki kesamaan pandang. Pertama, mereka menggandeng IAG ITB, akhirnya dibentuklah grup WhatsApp lintas alumni kampus. Setelah itu, kampus-kampus lain digandeng, mulai dari Universitas Padjajaran, IPB, ITS, hingga UGM. Total ada alumni dari 115 kampus yang disebut Elrick bergabung di barisan pendukung Prabowo-Sandi.
Agar penggalangan suara efektif, dibentuklah presidium di masing-masing kampus. Selanjutnya, seiring jumlah pendukung Prabowo-Sandi yang kian banyak, mereka sepakat menggelar deklarasi nasional bagi Prabowo-Sandi guna menyatukan berbagai gerakan yang terserak.
“Dari presidium itulah, kita bisa menggerakkan massa sebanyak itu dari berbagai universitas. Jadi presidium ini langsung membawahi tiap universitas,” tutur Elrick.
Setelah UI, sejumlah deklarasi untuk Prabowo-Sandi digelar kecil-kecilan di kafe, posko pemenangan, atau kediaman Prabowo sendiri. Tercatat antara lain deklarasi Forum Silaturahmi Alumni Mesir di Jalan Kertanegara pada 19 November 2018, deklarasi Relawan Alumni Teknik Universitas Hasanuddin pada 24 Desember 2018 di Makassar, dan deklarasi alumni Universitas Prof Dr Moestopo pada 19 Januari 2019.
Deklarasi Nasional Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia yang dihadiri Prabowo Subianto di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta. Foto: ANTARA/Dede Rizky Permana
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan alumni pendukung Jokowi-Ma'ruf yang memilih jalan deklarasi alumni per kampus besar-besaran secara bergiliran, alumni pendukung Prabowo-Sandi melakukan deklarasi gabungan pada satu waktu. Mereka membentuk Forum Alumni Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia (APTSI) ketika jumlah dukungan alumni kian besar.
“(Alumni) ITB, Unpad, IPB, ITS, UGM, masuk situ. Akhirnya bikin kepengurusan,” tutur Elrick. Pada forum alumni itu, Ir. Alfian Usman yang alumni ITB angkatan 1978 didaulat sebagai ketua, sedangkan Machrup Elrick menjadi sekjen.
Pembentukan APTSI disusul deklarasi skala nasional bagi Prabowo-Sandi. Presidium per universitas digiatkan menggalang massa. Hasilnya, sebuah deklarasi yang melibatkan 5.000-an orang di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, pada 26 Januari. Acara itu dihadiri langsung oleh Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
“Saya mengundang (Prabowo) melalui Pak Djoko Santoso. Kami juga sudah konsultasi dengan Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan. Mereka bilang, ‘Boleh juga massa sebanyak itu,’” kata Elrick.
Ia menyatakan, acara deklarasi berlangsung tanpa bantuan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, dan pembiayaan deklarasi berasal dari patungan. Presidium di masing-masing kampus digerakkan untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. “Kalau rapat, kami pakai kantong keresek dan keliling. Begitu (uang) terkumpul cukup besar, kami buka rekening.”
Hingga kini, perwakilan alumni di 115 kampus yang tergabung dalam APTSI terus blusukan ke berbagai daerah untuk menjaring lebih banyak alumnus. “Kami juga akan mengawal bagaimana surat suara terdistribusi. Karena surat suara ini sangat rentan berubah dalam pergerakan dari TPS ke TPS,” kata Elrick.
Kongres Ikatan Alumni Keluarga Mahasiwa Islam ITB. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gelombang dukungan alumni ini sudah tentu mendapat tanggapan positif dari kubu Jokowi maupun Prabowo. Juru Bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Arya Sinulingga, mengatakan gerakan alumni menunjukkan bahwa bukan hanya tim sukses yang bisa menggerakkan massa.
Arya berbangga hati karena gelombang deklarasi alumni kampus bagi Jokowi yang melibatkan ribuan orang, sama sekali tak melibatkan timses, baik dari segi pendanaan atau persiapan. Ia menilai gerakan tersebut bisa memengaruhi pemilih dari kalangan menengah dan intelektual, termasuk undecided voters.
“Sekarang yang namanya swing voters itu rata-rata para intelektual. Yang belum menentukan pilihan itu banyak intelektual, termasuk milenial. Gerakan ini membuat yang diam jadi bergerak," ujar dia.
Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi, Ferry Mursyidan Baldan, menilai gelombang deklarasi alumni membangunkan sel-sel yang selama ini tidur. Ia mencontohkan, usai deklarasi APTSI untuk Prabowo, beberapa relawan lain menawarkan pembangunan posko pemenangan di Bandung.
ADVERTISEMENT
Ferry juga sepakat dengan Arya soal peran penting alumni universitas. “Alumni universitas ini kan argumentasinya beralasan, tidak asal omong. Mereka penting karena bisa menjadi influencer,” ujar Ferry ketika ditemui di Senayan.
Lebih lanjut, Ferry menilai kampus memang tak bisa dipisahkan dari politik. Menurutnya, gelombang deklarasi sah-sah saja selama tidak membawa nama resmi kampus. “Mau dibantah bagaimana, mereka kan melekat statusnya sebagai alumni.”
Sementara pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes berpendapat, munculnya gelombang deklarasi alumni merupakan bukti kelas menengah perkotaan mulai tertarik terjun ke politik praktis. Fenomena ini terbilang baru dibanding Pilpres 2014.
Namun, Arya menilai ada kelemahan dari gerakan kelas menengah ini. “Kemampuan mobilisasi ke akar rumput tidak terlalu kuat,” ujarnya. Sebab, kelas menengah yang kebanyakan terdiri dari para profesional, sehari-hari bekerja kantoran dengan rutinitas padat sehingga tak punya waktu untuk menggalang suara door to door ke arus bawah.
ADVERTISEMENT
Ia kembali membandingkan dengan ragam deklarasi pada Pemilu 2014 yang menurutnya banyak diisi oleh gerakan masyarakat arus bawah. “Semangat volunteer-isme sekarang seperti menurun. Dulu memang dari arus bawah dan mereka bergerak.”
Yang menarik, gelombang dukungan tak hanya datang dari alumni universitas. Alumni sekolah-sekolah ternama juga ikut aktif bergerak. Simak ulasannya pada artikel berikutnya: ‘Perang’ Alumni Pangudi Luhur buat Jokowi-Prabowo
ADVERTISEMENT