Gerindra: Pidato soal PKI Dibacakan Tanpa Persetujuan Prabowo

24 November 2019 18:37 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (23/10). Foto: ANTARAFOTO/ Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto tiba di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (23/10). Foto: ANTARAFOTO/ Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Dalam pidato yang dibacakan Rektor Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) Letjen TNI Tri Legionosuko, Menhan Prabowo Subianto meminta seluruh guru sejarah menyampaikan kejamnya peristiwa pemberontakan PKI pada siswa. Pidato tersebut dibacakan di acara Bedah Buku 'PKI Dalang dan Pelaku G30S/1965', Sabtu (24/11) lalu.
ADVERTISEMENT
Namun, Partai Gerindra membantah jika ketua umumnya itu pernah membuat pidato tersebut. Menurut Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, naskah pidato tersebut dibacakan tanpa persetujuan Prabowo.
"Saya klarifikasi sebagai Waketum DPP Gerindra bahwa pada saat acara, Prabowo sebagai Menhan tidak hadir, tapi yang bacakan pidato adalah rektor Unhan yang mengatasnamakan Menhan. Setelah kita cek, naskah tersebut tidak ada konfirmasi atau tidak ada persetujuan, dan tidak ada kewenangan mengatasnamakan Menhan," ucap Dasco kepada wartawan, Minggu (24/11).
"Karena itu, isi pidato ini kami anggap sebagai pribadi daripada Rektor Unhan," imbuhnya.
Politisi Gerindra, Sufmi Dasco. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Dalam pidato yang dibacakan tersebut, dituturkan, pengetahuan tentang sejarah dan kejamnya gerakan PKI harus diketahui generasi muda. Sebab, PKI telah secara nyata memberontak dari pemerintahan yang sah saat itu.
ADVERTISEMENT
"Komunisme telah nyata-nyata beberapa kali berusaha merobohkan pemerintahan RI yang sah. Sebuah gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan Presiden Soekarno yang sah, dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis," ujar Tri Legionosuko membacakan pidato Prabowo.
Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada terhadap gerakan dan propaganda yang dilakukan komunis untuk menjatuhkan negara. Meski pun, Uni Soviet sebagai negara lahirnya komunisme sudah runtuh, namun gerakan itu belum tentu hilang.
"Bukan berarti komunisme turut runtuh. Beberapa negara masih berideologi komunis. Dengan demikian ideologi komunis dan gerakan komunisme di Indonesia patut diduga masih tetap eksis," tutup Tri Legionosuko mengakhiri pidato Prabowo yang ia bacakan saat itu.