Hadapi Gangguan, Pilot Lion Air Berjuang Naikkan Pesawat Sebelum Jatuh

28 November 2018 11:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim SAR gabungan membawa kotak berisi kotak hitam pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Tim SAR gabungan membawa kotak berisi kotak hitam pesawat Lion Air bernomor registrasi PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Data penerbangan dalam kotak hitam Lion Air JT610 yang jatuh pada 29 Oktober lalu menunjukkan upaya keras pilot menaikkan hidung pesawat yang selalu turun. Pengungkapan ini selaras dengan laporan salah satu media yang menyebut ada kesalahan sistem kendali pada Boeing 737 Max 8.
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparan laporan awal penyelidikan Flight Data Recorder (FDR) salah satu bagian kotak hitam Lion Air JT610, Rabu (28/11), Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut pilot mengalami masalah kendali dalam penerbangan dari Jakarta menuju Pangkal Pinang.
Ketika pilot menaikkan flap pesawat, secara otomatis sistem menurunkan hidung pesawat atau nose down. Data kotak hitam menunjukkan, pilot langsung menaikkan hidung pesawat atau nose up.
Namun yang terjadi kemudian, hidung pesawat kembali turun lagi, lalu dinaikkan lagi oleh pilot. Kondisi ini terjadi berkali-kali hingga pesawat jatuh di laut 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Sebanyak 189 kru dan penumpang tewas dalam peristiwa ini.
"Pergerakan nose up dan down berlangsung lagi hingga akhir rekaman penerbangan," kata Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam keterangannya.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi itu, kata Nurcahyo, pilot melaporkan ke menara pengawas bahwa ketinggian pesawat tidak bisa dipertahankan. Pilot lantas meminta menara pengawas untuk mengamankan wilayah udara di bawah dan atas pesawat.
"Pilot minta controller menutup ketinggian 3.000 di atas dan di bawah. Hal ini untuk menghindari adanya tabrakan di udara," kata Nurcahyo.
Menurut Nurcahyo juga, kondisi ini terjadi akibat beberapa kerusakan yang terjadi di pesawat yang baru dibeli pada Agustus itu. Kerusakan ini telah ditemui di penerbangan sebelumnya, dari Denpasar ke Jakarta.
"Dalam peristiwa ini ada multiple malfunction," kata Nurcahyo lagi.
Laporan pemeriksaan kotak hitam ini sesuai dengan dugaan sebelumnya yang menyebut adanya kerusakan pada sistem kendali penerbangan Boeing 737 Max 8. Kerusakan ini dan panduan cara pilot mengatasinya baru diberitahu oleh pihak Boeing setelah insiden Lion Air terjadi, menewaskan 189 kru dan penumpang.
ADVERTISEMENT
Sumber penyidik sebelumnya kepada Wall Street Journal (WSJ) bulan lalu mengatakan, jika Boeing memberitahukannya lebih dulu bisa jadi insiden Lion Air ini bisa dihindari. Pasalnya sistem ini tidak ada di 737 versi sebelumnya sehingga tidak familiar di kalangan penerbang.