Hampir Sebulan, Apa Kabar Kasus Dugaan Vaksin Bodong di Karawang?

9 Agustus 2021 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barang bukti 600 spuit atau spet tabung suntikkan yang disita polisi dari kasus 'vaksin bodong'di Karawang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Barang bukti 600 spuit atau spet tabung suntikkan yang disita polisi dari kasus 'vaksin bodong'di Karawang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan penyuntikan vaksin bodong di Karawang sudah hampir sebulan. Perkara itu kini masih menjadi misteri.
ADVERTISEMENT
Padahal isu itu mencuat pada Senin (12/7) usai dua warga Karawang Tari Nurfadilah dan Rima Melati disuntik vaksin di Puskesmas Wada, Kecamatan Telukjambe Timur.
Tari dan Rima, kemudian memvideokan proses vaksinasi itu. Dalam proses penyuntikan, Tari melihat ada hal yang aneh. Dia menganggap vaksinator di Puskesmas tidak menginjeksi cairan vaksin ke dalam tubuhnya.
Tari kemudian, di akun Instagram, mengunggah soal 'vaksin bodong'. Karena unggahannya, dia kemudian didatangi Bupati Karawang hingga Polres Karawang.
Polisi dalam kasus ini sudah mengamankan 600 spuit atau alat suntik serta dua boks vial vaksin Sinovac yang sudah kosong dari Puskesmas Wadas. Dari hasil pemeriksan sementara 600 alat suntik dan 2 boks vial Sinovac yang diamankan polisi terlihat dalam kondisi kosong.
ADVERTISEMENT
Namun hingga Kapolres berganti dari yang sebelumnya AKBP Rama Samtama Putra kini ke AKBP Aldi Subartono, kasus itu tak kunjung terungkap. Apa penyebabnya?
Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana mengatakan hingga saat ini kasus itu masih diselidiki.
"Masih diselidiki," ujar Oliestha melalui pesan WhatsApp, Senin (9/8).
Polisi dalam kasus ini sebelumnya sudah menggandeng salah satu laboratorium swasta untuk mengecek ada atau tidaknya antibodi di dalam tubuh Tari dan Rima. Tujuannya, untuk membuktikan ada tidaknya vaksin yang disuntikkan ke tubuh mereka.
Namun, hasil laboratorium itu juga belum diumumkan. Saat ditanya apa alasannya, Oliestha menjawab, "Nanti setelah vaksin kedua 30 hari, diambil lagi sampelnya untuk melihat antibodi di tubuh pasien," kata dia. Jika dihitung sejak tanggal 12 Juli 2021 hingga 9 Agustus 2021, jaraknya sekitar 28 hari. Adapun Oliestha tak menyebut kapan dua warga itu divaksinasi kedua. Sementara itu, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Karawang dr Fitra Hergyana belum menjawab terkait hal ini saat dihubungi kumparan.
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan vaksin bodong di Karawang ini kembali menjadi atensi setelah muncul dugaan kasus serupa di Pluit, Jakarta Utara.
Dari video berdurasi 15 detik yang beredar di media sosial, vaksinasi berlangsung pada Jumat (6/8), di salah satu sentra vaksinasi di Pluit, Jakarta Utara. Seorang warga disebut-sebut merekam proses vaksinasi terhadap cucunya. Namun setelah dilihat lagi, diduga penyuntikan yang dilakukan oleh vaksinator menggunakan suntikan kosong atau tidak ada vaksin di dalamnya.
"Saya ingin berbagi informasi. Kejadian di Sekolah IPK Pluit Timur. Tgl. 6/8/21. Jam 12.30 suntikan vaksinasi, ternyata suntik kosong. Setelah Protes dan cuma kata maaf, akhirnya di suntik kembali. Agar dpt diperhatikan. Sebarkan agar suster tersebut diproses," tulis narasi dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT