Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Partai Hanura menegaskan Ketua Wantimpres Wiranto tidak ada di dalam struktur kepengurusan DPP sebagai Ketua Dewan Pembina di kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO). Ketua DPP Hanura Benny Ramdani mengaku heran mengapa Wiranto seringkali mengaku sebagai Dewan Pembina partainya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Benny menyebut Wiranto memiliki dua kepribadian yang ditunjukkan di hadapan masyarakat. Sebab, Wiranto mengaku sebagai Dewan Pembina Hanura dan masih menerima tawaran Presiden Jokowi menjadi Wantimpres.
"Bisa dilihat lah mungkin beliau orang yang bisa dikatakan mengalami split personality. Pak Wiranto itu pemimpin pensiunan jenderal yang memiliki split personality," kata Benny di Kantor DPP Hanura, City Tower, Jakarta Pusat, Senin (16/12).
"Misalnya di satu sisi dia selalu mengklaim dirinya dewan pembina partai. Tapi di sisi lain dia menerima jabatan sebagai ketua Wantimpres yang UU terkait Wantimpres itu dilarang keras merangkap jabatan sebagai pimpinan partai politik," sambungnya.
Ia mengatakan jika mantan Menkopolhukam itu merasa dirinya sebagai pengurus partai, seharusnya mengajukan pengunduran diri ke Hanura. Dan jika masih memiliki rasa cinta terhadap partai, Wiranto harusnya menolak tawaran Wantimpres yang diberikan Presiden Jokowi.
"Itu kelihatan split personality. Artinya kalau benar beliau merasa sebagai dewan pembina, mengajukan pengunduran diri dong ke partai, baru beliau menerima jabatan wantimpres, misalnya kan. Atau memilih untuk tetap di partai dan menolak wantimpres," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, menurut dia, Hanura tak pernah membangun komunikasi bersama Wiranto. Apalagi, kata Benny, Wiranto sejak awal tak pernah mendukung kepemimpinan OSO.
Selain itu, Benny mengatakan, saat Hanura mengalami konflik kepemimpinan, Wiranto justru mendukung kubu Daryatmo dan Sarifuddin Sudding yang menentang kepengurusan OSO.
"Bahkan justru saat dulu Hanura mengalami konflik beliau memberikan dukungan pada DPP ilegal yang dideklrasaikan di Ambhara yang dipimpin oleh Daryatmo-Sudding," tandas Benny.