Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Harimau di Aceh Dievakuasi untuk Cegah Konflik, Kini Dilepas ke Habitatnya
18 November 2021 10:50 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Seekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) masuk ke dalam kandang perangkap di Aceh Selatan. Kini harimau ini telah dilepasliarkan kembali ke habitatnya di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
ADVERTISEMENT
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto, mengatakan, pelepasliaran harimau betina berusia sekitar 1,5 – 2 tahun itu dilakukan petugas pada Rabu (17/11) ke kawasan TNGL.
“Pemilihan lokasi TNGL sebagai lokasi pelepasliaran, setelah dilakukan survei dan kajian kelayakan daya dukung habitat bersama-sama dengan mitra yang meliputi antara lain kajian populasi, ketersedian pakan, dan ancaman habitat,” kata Agus dalam siaran persnya pada awak media di Banda Aceh, Kamis (18/12).
Harimau Diberi Nama Putroe Kapho
Harimau tersebut ditangkap Selasa (10/11) di Desa Gunung Kapho, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, kemudian dievakuasi ke CRU Trumon. Satwa dilindungi itu lalu diberi nama Putroe Kapho.
ADVERTISEMENT
“Dalam bahasa Aceh “Putroe” berarti putri dan “Kapho” diambil dari nama Desa Gunung Kapho yang sebelumnya merupakan lokasi harimau itu dievakuasi,” ujarnya.
Selama berada di CRU Trumon harimau tersebut diperiksa dan hasilnya menunjukan kondisi sehat dan normal.
“Hal itu terlihat dari napsu makan dan minum yang baik, tidak terdapat cacat fisik, dan respons terhadap lingkungan baik,” terang Agus.
Selain itu dilakukan pemeriksaan mendalam dengan pengambilan sampel darah (serum) dan swab (mulut dan mata) sebagai bahan untuk pemeriksaan haematologi, tes COVID-19, dan juga tes CDV (Canine Distamper Virus).
“Hasil pemeriksaan darah rutin dan kimia darah menunjukkan kondisi harimau Sumatera tersebut dalam kondisi normal dan sehat, hal ini juga terlihat dari hasil uji COVID-19 serta CDV menunjukkan hasil negatif,” urai Agus.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui proses observasi, pemeriksaan medis lengkap, dan kajian kelayakan lokasi pelepasliaran, Putroe Kapho akhirnya dilepas ke habitatnya di Taman Nasional Gunung Leuser.
“Pada proses pelepasliaran, Putroe Kapho terlihat sangat bersemangat menyusuri kawasan TNGL. Semoga Putroe Kapho dapat beradaptasi dengan cepat dan berkembang biak sehingga dapat menambah populasi di alam,” pungkasnya Agus.