Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Hasto Ngaku Telat Datang ke KPK: Sewa Bus 3 Kali Di-cancel
20 Februari 2025 11:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya menghadiri pemeriksaan oleh penyidik KPK, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (20/2).
ADVERTISEMENT
Menurut Hasto, hal tersebut karena bus yang disewanya untuk datang ke KPK dibatalkan.
"Seluruh masyarakat Indonesia yang saya cintai dan banggakan, rekan-rekan pers semua, mohon maaf agak terlambat karena bus yang kami pesan itu sempat tiga kali di-cancel," ujar Hasto kepada wartawan saat tiba di KPK, Kamis (20/2).
"Apakah ada opsus-opsus atau tidak, yang jelas kami sempat mencoba mengganti tiga bus, tapi akhirnya tetap datang, sehingga kami terlambat," jelas dia.
Hasto tiba di Gedung KPK pada sekitar pukul 09.51 WIB. Terlihat dia turun dari mobil Toyota Alphard. Ada sejumlah pengacara yang kemudian mendampinginya.
Selain itu, juga terlihat sejumlah politisi PDIP lainnya yang ikut datang mendampingi. Mereka adalah Komarudin Watubun, Deddy Sitorus, hingga Ribka Tjiptaning. Tampak pula Satgas Cakra Buana PDIP memenuhi jalanan di depan Gedung KPK.
ADVERTISEMENT
Hasto diperiksa oleh penyidik KPK sebagai tersangka pada hari ini, Kamis (20/2). Pemeriksaan ini merupakan panggilan kedua usai Hasto mangkir dari panggilan sebelumnya dengan dalih mengajukan gugatan praperadilan.
Ia menegaskan sikapnya yang kooperatif dalam mendatangi KPK. Hal itu dilakukannya sebagai bentuk menjunjung tinggi hukum.
"Meskipun sejak awal kami memahami bahwa begitu banyak agenda-agenda politik terkait dengan kasus saya," ucap dia.
Hasto kemudian membeberkan sejumlah hal yang diduga dilakukan dengan sewenang-wenang oleh KPK dalam menjeratnya sebagai tersangka.
"Ini bisa ditunjukkan yang pertama dari keterangan saksi yang mencoba diintimidasi. Bahkan Saudari Tio [Agustiani Tio, mantan anggota Bawaslu] pun itu tidak bisa berobat ke luar negeri melanjutkan pengobatan atas derita cancer yang dideritanya hanya karena tidak mau menyebutkan nama saya," ungkapnya.
Hasto juga menyinggung terkait proses sidang praperadilan melawan KPK atas penetapan tersangkanya yang digelar beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, bukti yang disampaikan oleh KPK dalam menetapkannya sebagai tersangka diperoleh dengan cara yang tidak sah dan tidak sesuai prosedur.
"Sebagaimana terjadi dengan Saudara Kusnadi, ketika dia datang mendampingi saya, maka penyidik KPK Saudara Rossa Purba Bekti kemudian menyamar, membohongi, mengintimidasi merampas barang milik DPP PDI Perjuangan," beber dia.
"Dan kemudian menginterogasi tanpa adanya surat perintah panggilan. Sehingga, ini merupakan sesuatu pelanggaran yang sangat serius terhadap hukum," tegasnya.
Meski dengan kondisi itu, Hasto menegaskan dirinya tetap mematuhi panggilan penyidik lembaga antirasuah pada hari ini.
"Nah, untuk itu, meskipun diwarnai dengan berbagai praktik-praktik pelanggaran hukum dan intimidasi saya tetap datang ke KPK," pungkasnya.
Adapun Hasto merupakan tersangka kasus dugaan suap Komisioner KPU serta dugaan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku. Dia sempat mengajukan praperadilan untuk membatalkan status tersangkanya.
ADVERTISEMENT
Namun, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak menerima permohonan tersebut. Sebab dinilai tidak memenuhi unsur formil.
Hakim menjelaskan bahwa Hasto mempersoalkan dua sprindik yang mendasari penetapan tersangka KPK dalam satu permohonan praperadilan. Seharusnya, diajukan dalam dua permohonan.
Atas putusan itu, Hasto kemudian kembali mengajukan praperadilan dalam dua permohonan. Sidang perdana sudah dijadwalkan oleh PN Jakarta Selatan pada 3 Maret 2025 mendatang.
Namun, KPK tetap memanggil Hasto untuk diperiksa sebagai tersangka. KPK menyatakan bahwa praperadilan tidak menghalangi proses penyidikan.