Hidayat Nur Wahid Bicara Sosok Ismail Haniyeh yang Dihormati Masyarakat Dunia

3 Agustus 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, saat menyampaikan orasi di depan Kedubes Amerika Serikat pada Sabtu (3/8). Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, saat menyampaikan orasi di depan Kedubes Amerika Serikat pada Sabtu (3/8). Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menilai Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh, merupakan sosok yang begitu penting bagi masyarakat dunia. Haniyeh, menurut dia, bukanlah artis atau miliuner tapi sosoknya dihormati masyarakat dunia.
ADVERTISEMENT
"Baru kali ini ada seorang yang bukan kepala negara, bukan miliuner bukan pemilik media massa, bukan artis tetapi mendapatkan perhatian yang luar biasa dari seluruh penjuru dunia, Utara, Selatan, Barat, dan Timur," kata dia dalam kegiatan Aksi Solidaritas Internasional untuk Gaza yang digelar di depan Kedubes Amerika Serikat pada Sabtu (3/8).
Menurut Hidayat, Haniyeh adalah sosok yang dipercaya melakukan negosiasi agar kemerdekaan Palestina dapat terwujud. Namun, Haniyeh malah dibunuh Israel. Dalam aksi itu, Hidayat mendesak kepada Amerika Serikat untuk segera menghentikan pasokan bantuan dan dukungan pada Israel.
"Israel malah semakin menjauhkan perdamaian di Timur Tengah bahkan semakin menimbulkan kekacauan dan segala bentuk terorisme di kawasan Timur Tengah," ucap dia.
Suasana Aksi Bela Palestina di depan Kedubes Amerika Serikat pada Sabtu (3/8). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Selamatkan Gaza, selamatkan kemanusiaan, stop genosida," pekik Hidayat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Komite Pelaksana Aliansi Rakyat Bela Palestina (ARI-BP), Zaitun Rasmin, mengajak pada seluruh elemen masyarakat agar bersatu menyuarakan penghentian genosida terhadap warga Palestina. Dia juga meminta kepada pemerintah agar lebih bersuara lantang membela Palestina.
"Pemerintah Indonesia diharapkan, satu, lebih keras bersuara seperti misalnya Perdana Menteri Malaysia, jauh lebih keras bersuara bahkan Perdana Menteri Malaysia hari ini turun ikut aksi bersama rakyatnya," kata dia.
Zaitun menambahkan pihaknya berencana menggelar aksi lanjutan pada 18 Agustus di Monas bertepatan dengan Hari Konstitusi. Dia pun memastikan aksi 18 Agustus bakal lebih besar dan diharapkan dihadiri oleh berbagai tokoh bangsa.
"Indonesia sesungguhnya berutang budi kepada Palestina. Karena Palestina yang pertama mengakui bahkan sebelumnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," kata dia.
Suasana Aksi Bela Palestina di depan Kedubes Amerika Serikat pada Sabtu (3/8). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Terdapat lima poin tuntutan yang disampaikan dalam aksi tersebut. Berikut ini lima poin tuntutan yang disampaikan:
ADVERTISEMENT
1. Mengajak masyarakat dan dunia internasional agar lebih peduli terhadap warga Gaza dan Palestina yang ditahan Israel, serta agar lebih aktif mengultimatum Israel membebaskan para tahanan Palestina;
2. Menuntut agar dihentikannya genosida terhadap Gaza, serta dibukanya blokade terhadap Jalur Gaza secara permanen;
3. Mengecam pembunuhan terhadap para pemimpin Gaza dan Palestina oleh Israel, terutama pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, Mantan Perdana Menteri Palestina, pada 31 Juli 2024 di Teheran, Iran;
4. Menyerukan dunia internasional agar mendesak Israel mematuhi fatwa hukum ICJ untuk mengakhiri pendudukannya yang ilegal dan segera hengkang dari tanah Palestina, melakukan ganti rugi terhadap para korban penjajahan dari pihak Palestina, termasuk mengembalikan tanah tanah yang diambil sejak 1967 serta memperbolehkan seluruh warga Palestina yang diusir dari rumahnya untuk kembali;
ADVERTISEMENT
5. Kami menyerukan Indonesia dan juga seluruh negara-negara anggota OKI, agar segera mengirimkan bantuan militer ke Jalur Gaza untuk menyelamatkan warga Gaza dari pembunuhan brutal Israel.
Orang-orang mengangkat bendera Palestina dan potret pemimpin Hamas yang terbunuh, Ismail Haniyeh, dalam sebuah unjuk rasa di Universitas Teheran, di ibu kota Iran, Teheran, pada 31 Juli 2024. Foto: AFP