Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Intip Jalan Sudirman-Thamrin Tempo Dulu, Punya Jalur Sepeda dan Becak Permanen
18 Juni 2021 12:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Wacana pembongkaran jalur sepeda kembali mencuat dalam Rapat Kerja Kapolri dengan Komisi III DPR RI. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo setuju dengan rencana pembongkaran jalur sepeda di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Padahal apabila ditelaah jauh ke belakang, Jakarta rupanya pernah memiliki jalur sepeda untuk masyarakat yang memiliki alat transportasi tersebut.
Seperti yang dapat dilihat di akun twitter Good News From Indonesia, yang diunggah pada Jumat (18/6). Foto milik Nationaal Archief tersebut memperlihatkan kawasan yang kemungkinan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada tahun 1971.
Dalam foto tersebut tampak Jalan MH Thamrin terbagi menjadi 2 bagian. Bagian yang lebih besar diperuntukkan bagi kendaraan roda empat dan sepeda motor, sementara bagian yang lebih kecil dipakai oleh tukang becak dan pesepeda.
Kota Jakarta dalam foto tersebut masih belum seramai sekarang. Jalanan masih terlihat lengang, sementara becak masih mendominasi alat transportasi umum pada masa itu.
Hal ini berbanding terbalik dengan masa sekarang, kemacetan menjadi makanan sehari-hari warga Jakarta. Jumlah kendaraan di jalan semakin bertambah, sehingga tak menyisakan lagi ruang bagi becak, bahkan pesepeda untuk leluasa memakai jalan.
ADVERTISEMENT
Sebelum ini Pemprov DKI sudah membuat jalur sepeda, sebagai bentuk kepedulian mereka pada pesepeda yang kian menjamur di masa pandemi.
Bahkan mereka sudah memiliki rencana jangka panjang pada 2030 untuk membuat jalur sepeda sepanjang 300 kilometer di seluruh jalan protokol Jakarta.
Namun sayang, hal itu tak terlepas dari pro kontra. Sebagian pihak mendukung rencana Pemprov DKI tersebut. Namun di lain sisi, utamanya anggota DPR, ada yang menentang.
Salah satu alasan yang yang disampaikan anggota DPR adalah diskriminasi antara pesepeda khusus transportasi versus pesepeda road bike yang notabene untuk menyalurkan hobi.
Tanggapan Pemprov DKI Jakarta
Menanggapi pro kontra tersebut, Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, untuk memutuskan pembongkaran jalur sepeda permanen harus lebih dulu dilakukan studi hingga mendengar pendapat pakar.
"Pak Kapolri itu merespons keinginan dari teman di DPR RI yang minta kepada Kapolri supaya jalur sepeda dibongkar. Kemudian Pak Kapolri menyampaikan setuju saja, tetapi nanti perlu akan didiskusikan dan dibahas," ujar Riza kepada wartawan.
ADVERTISEMENT
Dia menyebut Kapolri memang setuju terkait usul pembongkaran jalur sepeda permanen, namun kajian akan tetap dilakukan. Dalam rapat kemarin, Rabu (16/6), Kapolri memang mengatakan akan melakukan studi banding terkait jalur sepeda.
"Pak Kapolri menyampaikan akan coba mengevaluasi, mengkaji dan studi lihat di beberapa negara lainnya," kata Riza.
"Saya kira apa yang disampaikan Pak Kapolri betul, jadi sebelum kita memutuskan, kita juga perlu studi juga, perlu mendengarkan pendapat para pakar lainnya, perlu membuat kajian dan studi lainnya," ucap Riza.
Sayembara Desain Jalur Sepeda
Meski diwarnai polemik, sepertinya Pemprov DKI tetap akan melanjutkan rencana mereka memperluas jalur sepeda. Saat ini mereka tengah menggelar sayembara desain ideal untuk jalur sepeda.
Sayembara itu dibutuhkan saat pengembangan jalur sepeda permanen di Jakarta sesuai rencana bahwa pada tahun 2030 akan disiapkan lebih kurang 500 km jalur sepeda," ujar Kadishub DKI Syafrin Liputo di Balai Kota, Jakarta, Jumat (23/4).
ADVERTISEMENT
"Lewat sayembara ini kita harapkan mendapatkan pembatas ideal melalui sayembara yang dilakukan," kata Syafrin.
Bahkan Dinas Perhubungan DKI baru saja merilis nominasi desain jalur sepeda yang terpilih. Dalam laman polling desain, ada 80 desain jalur sepeda yang dinominasikan.