Jadi Tokoh Muda Pembawa Perubahan, Ini Inovasi CEO Gojek Kevin Aluwi

17 Februari 2022 15:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO dan Co-founder Gojek Kevin Aluwi masuk daftar 40 Tokoh Muda Pembawa Perubahan. Foto: Dok. Gojek
zoom-in-whitePerbesar
CEO dan Co-founder Gojek Kevin Aluwi masuk daftar 40 Tokoh Muda Pembawa Perubahan. Foto: Dok. Gojek
ADVERTISEMENT
Fortune Indonesia baru saja merilis daftar “40 Under 40” untuk tahun 2022 yang berisikan 40 tokoh Indonesia berusia di bawah 40 tahun yang mampu menjadi agen perubahan. Salah satu tokoh muda yang masuk daftar tersebut adalah CEO dan Co-founder Gojek Kevin Aluwi.
ADVERTISEMENT
Kevin masuk bersama dengan nama besar lain seperti Chief Operating Officer (COO) Tokopedia Melissa Siska Juminto, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, aktor Reza Rahadian, pebulu tangkis Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, CEO dan Founder KitaBisa.com M. Alfatih Timur, dan lainnya.
Selain belum genap berusia 40 tahun per 1 Februari 2022, para tokoh yang dipilih juga dinilai mampu melakukan terobosan, berkontribusi dengan memberi manfaat bagi sesama, dan menginspirasi Indonesia setidaknya dalam 2 tahun terakhir.
Menurut Fortune, 40 Under 40 ini mampu menjadi sosok yang bukan hanya bisa bermimpi tapi juga membuktikan serta membawa nama Indonesia ke kancah dunia dengan cara, cerita, dan capaian mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT
Inisiatif dan langkah yang mereka lakukan juga membuka jalan baru bagi Indonesia dan masa depannya. "Meski memiliki jejak rekam yang berbeda-beda, ada persamaan dari mereka: membuka jalan baru bagi Indonesia," tulis publikasi media tersebut, edisi Februari 2022.

Perjalanan Kevin Aluwi Kembangkan Gojek

Peluncuran Gocar Instan oleh CEO/Co-Founder Gojek Kevin Aluwi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Selasa (10/9). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kevin memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Corporate Finance, Entrepreneurship and International Relations dari University of Southern California, Amerika Serikat (AS). Sebelum mendapatkan pengakuan dari Fortune, komitmen Kevin untuk terus berinovasi juga berhasil mengantarkannya masuk dalam daftar “Forbes 30 under 30 Asia 2016” untuk kategori perusahaan teknologi konsumen.
Sejak awal passion Kevin memang di bidang teknologi kendati mendapatkan pendidikan formal di bidang keuangan. “Dunia teknologi sudah saya kenal sejak usia 6 tahun lewat komputer dan game. Ketika remaja, saya kemudian aktif di internet, chatting lewat IRC [Internet Relay Chat] dengan banyak orang dari belahan dunia lainnya yang tergabung di suatu komunitas dan memiliki channel. Saya juga aktif menjadi moderator di forum gaming Indonesia, sejak usia 13 tahun. Saya tumbuh terobsesi dengan teknologi.”
ADVERTISEMENT
Penyuka game, kripto dan buku ini menjabat Co-CEO Gojek pada Oktober 2019 setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Nadiem Makarim, yang juga pendiri Gojek, menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jabatan Kevin sebelumnya di Gojek adalah Chief Finance Officer (CFO).
Kevin Aluwi, Co Founder GOJEK Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
“Awalnya, Gojek itu bisa dikatakan proyek sampingan buat semua orang. Tidak ada satupun co-founder yang hanya mengerjakan Gojek. But I always loved the idea of Gojek. Saya mikir, ini ide hebat, tapi kenapa kok tak ada yang serius mengembangkannya? Saya, Nadiem, dan Mikey [Michaelangelo Moran] sebagai co-founders akhirnya memutuskan secara penuh membangun Gojek,” kata Kevin.
Ketika Gojek dan Tokopedia mengumumkan sinergi akbar di pertengahan tahun 2021 dengan membentuk entitas raksasa GoTo (Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial), Kevin menjadi CEO Gojek. Sebelumnya Kevin bekerja di Merah Putih Inc. dan Zalora Indonesia. Pengalaman di industri teknologi inilah yang ikut meluruskan jalannya membangun Gojek dari hanya call center di 2010, lalu ikut berperan menggalang dana bagi Gojek pada 2014, meluncurkan aplikasi pada Januari 2015.
ADVERTISEMENT
Kini Gojek menjadi on-demand platform terdepan di Asia Tenggara, beroperasi di tiga negara: Indonesia, Singapura, dan Vietnam. Gojek menyediakan akses ke berbagai layanan mulai dari transportasi, pengantaran makanan, logistik, dan lainnya. “Dari awal, Gojek memang didirikan dengan prinsip memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kehidupan sehari-hari masyarakat,” kata Kevin.
Pada akhir Q3-2021, aplikasi Gojek sudah diunduh lebih dari 221 juta, didukung lebih dari 2 juta mitra driver di Asia Tenggara, dan 1 juta mitra usaha GoFood se-Asia Tenggara, di mana 99% adalah UMKM.
Sejak awal di Gojek, peran Kevin ialah menjadi CFO karena memiliki latar belakang keuangan. Ini sangat umum bagi kebanyakan startup, karena biasanya jika pendiri startup punya latar belakang keuangan, maka menjadi CFO.
ADVERTISEMENT
Tapi, sebagai co-founder, Kevin mengerjakan banyak hal lain di luar tugas CFO di awal-awal Gojek berdiri. “Bisa dibilang tugas saya membangun pondasi yang kuat untuk Gojek, mulai dari merekrut line up awal, lalu membangun tim keuangan dan akuntansi, hingga membangun tim data science dan business intelligence. Saya juga memastikan bahwa budaya data itu dibangun sejak awal Gojek berdiri, dan budaya ini melekat hingga sekarang.”
Tak hanya itu, salah satu inovasi penting yang berbasis data di Gojek ialah lahirnya GoFood yang yang kini menjadi layanan penting di ekosistem Gojek. Selama 5 tahun mendirikan Gojek, baru ada tiga fitur utama yaitu GoRide, GoSend, dan GoShop. Namun, layanan berbelanja GoShop, ternyata didominasi pemesanan makanan ketimbang kebutuhan harian lain. Inilah yang melatari lahirnya layanan GoFood.
ADVERTISEMENT
“Kami perhatikan dalam catatan pesanan GoShop itu 90% order untuk membeli makanan. Saat itu, kami menyadari bahwa ada peluang besar di Jakarta untuk GoFood. Sekarang GoFood menjadi salah satu produk dan bisnis terpenting di ekosistem Gojek," jelasnya.
Peluncuran Gocar Instan yang dihadiri Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Ahmad Yani (kiri), Head of Corporate Secretary Angkasa Pura II Agus Haryadi (kedua kiri), CEO/Co-Founder Gojek Kevin Aluwi (ketiga kiri) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Selasa (10/9). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kevin menilai momen terberat membangun Gojek ialah terjadi pada akhir 2015 kala Gojek kekurangan dana, apalagi 200 karyawan bergantung di sana. Untungnya, badai berlalu dan mereka berhasil mengamankan putaran investasi berikutnya.
“Mungkin ini salah satu momen paling kritis. Kami khawatir mengecewakan ratusan orang yang mempercayai kami ini, juga ratusan ribu mitra driver yang juga benar-benar percaya pada misi kami,” ujar Kevin.
Menurut Kevin, Gojek bisa sampai sejauh ini karena kombinasi dari beberapa hal. Pertama, Gojek membangun model bisnis yang berbeda yang benar-benar berasal dari kebutuhan unik konsumen. Kedua, Gojek juga melihat dari sisi pengendara sepeda motor atau dari sisi pengemudi “ojek”, bahwa mereka bisa menjadi lebih produktif.
ADVERTISEMENT
“Mereka adalah orang-orang yang jujur, pekerja keras, dapat dipercaya yang hanya membutuhkan lebih banyak kesempatan,” pungkasnya.
Dari sisi kepemimpinan, Kevin lebih condong mendorong karyawan mengedepankan solusi dan dia ingin membantu menciptakan budaya bahwa perusahaan yang lahir di Indonesia bisa membangun produk kelas dunia.
“Di Gojek, saya ingin membangun budaya yang terbuka, di mana karyawan bisa menyampaikan pendapat atau hal-hal yang kurang enak, tanpa khawatir membuat orang lain tersinggung. Saya ingin Gojek menjadi tempat inklusif di mana orang-orang terbaik di dunia dari berbagai latar belakang bisa berkembang dan berkarya,” tegas Kevin.