Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ADVERTISEMENT
Perebutan makam Tan Malaka usai sudah. Kerabat Tan dari Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, telah sepakat untuk menyerahkan soal lokasi makam Tan ke pemerintah pusat.
ADVERTISEMENT
Jasad lelaki bernama lengkap Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka itu, untuk saat ini, akan tetap berada di pekuburannya yang sekarang di lereng Gunung Wilis, Desa Selopanggung, Kediri --tempatnya mati ditembak tentara Indonesia.
Sekepal tanah itu diambil Datuk Tan Malaka VII, Hengky Novaron Arsil, pewaris ketua adat di Limapuluh Kota dan penerus Tan Malaka sebagai pemegang gelar Datuk Tan Malaka IV.
Sebelumnya, kerabat Tan Malaka berniat memboyong jasad Tan ke Limapuluh Kota untuk dimakamkan sebagai ketua adat tertinggi bersama jasad para Datuk Tan Malaka lainnya.
ADVERTISEMENT
Namun kini kesepakatan lain didapat. Penggalian dan pemindahan makam batal dilakukan karena hal itu menjadi wewenang pemerintah pusat, bukan Kabupaten Kediri maupun Kabupaten Limapuluh Kota.
“Pemindahan jasad itu hak pemerintah, karena Tan Malaka pahlawan nasional. Kami menanti keputusan pemerintah. Kami hormati sesuai aturan yang berlaku,” kata pegiat Tan Malaka Institute, Habib Datuk Monti.
Pemkab Kediri sendiri menyambut kedatangan keluarga Tan Malaka dari Sumatera Barat hari ini. Di kubur Tan, mereka akan menggelar prosesi adat penobatan gelar Datuk Tan Malaka VII terhadap Hengky.
Dilansir Antara, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kediri Krisna Setiawan mengatakan, Pemkab Kediri menyambut baik dan menghormati proses adat yang berlaku dalam keluarga besar Pahlawan Nasional Ibrahim Datuk Tan Malaka.
ADVERTISEMENT
“Pemkab Kediri akan menaati segala keputusan dari pemerintah pusat terkait Tan Malaka karena hal ini menjadi wewenang pemerintah Republik Indonesia," kata Krisna menyampaikan pesan Wakil Bupati Kediri, Masykuri.
Yang terpenting sepeninggal Tan Malaka, ujar Krisna, adalah bagaimana agar para penerus bangsa dapat meneladani semangat patriorisme dan pemikiran Tan.
“Bangsa yang besar tidak akan melupakan jasa para pahlawannya. Tan Malaka adalah sosok yang tak lepas dari sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kiprahnya dalam perjuangan perang kemerdekaan sangat besar. Beliau juga aktif berupaya mencerdaskan rakyat Indonesia dengan mengajar dan mendirikan sekolah,” kata Krisna.
Pendidikan, lanjut Krisna, diyakini Tan Malaka sebagai cara terbaik membebaskan rakyat dari kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus untuk membebaskan diri dari kolonialisme.
Dalam ziarahnya ke makam Tan Malaka, keluarga besar pejuang sayap kiri Indonesia itu singgah ke Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di makam Tan, keluarga melakukan salat gaib, dan akhirnya menggelar prosesi penjemputan gelar.
Lihat jejak Tan Malaka di sini