Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ustaz Yahya Waloni ditangkap Dirtipidsiber Bareskrim Polri di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, pada Kamis (26/8). Ia ditangkap karena menyebarkan ujaran kebencian diduga lewat ceramahnya yang menyebut Bibel palsu.
ADVERTISEMENT
Penangkapan Yahya berdasarkan laporan yang dibuat oleh Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Manado pada 27 Agustus 2019 ke Polda Sulawesi Utara.
Dalam laporan dengan nomor surat STTLP/589.a/VIII/2019/SPKT, GAMKI mempersoalkan video viral Yahya Waloni di YouTube yang dinilai sudah meresahkan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Sulawesi Utara.
Dalam ceramahnya, Yahya menyebut Bibel palsu bahkan sudah menyebut isinya dongeng. Dia juga menantang siap dilaporkan atas pernyataannya itu.
Hina Gelar TGB Zainul Majdi
Sebenarnya ini bukan kali pertama Ustaz Yahya berurusan dengan hukum akibat ujaran kebencian . Di tahun 2018, ia pernah menyinggung gelar Tuan Guru Bajang (TGB) yang disandang tokoh asal Lombok, Zainul Majdi. Yahya mempelesetkan gelar tersebut sebagai Tuan Guru Bajingan.
ADVERTISEMENT
Akibat ucapannya tersebut, ia dilaporkan oleh LBH Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (Almisbat) dan Himpunan Mahasiswa Nahdlatun Wathon (Himma NW) Jakarta ke Bareskrim Polri.
Pelesetan gelar tersebut tentunya membuat masyarakat Lombok resah. Hal itu karena gelar itu merupakan gelar terhormat di daerah Lombok, yang berarti tokoh agama yang menjadi panutan masyarakat.
Sebut Wapres Ma'ruf Amin Uzur dan Akan Mati
Tak hanya itu, pria kelahiran Manado pada 30 November 1970 tersebut juga melontarkan ucapan tak pantas pada Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Dalam ceramahnya yang sama pada 2018 lalu, ia menyebut cawapres Ma'ruf Amin 'sudah uzur dan akan mati'.
Siapa Yahya Waloni?
Yahya Waloni merupakan mualaf. Pria asal Manado berusia 51 tahun ini lahir di keluarga Kristen yang taat.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga pernah menjadi Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong medio 2000 hingga 2004 silam. Yahya juga pernah menjadi seorang pendeta yang terdaftar di Badan Pengelola Am Sinode GKI di Papua untuk wilayah VI Sorong-Kaimana.
Namun, setelah mempelajari Al-Quran selama 8 tahun, pada 11 Oktober 2006, ia memutuskan untuk menganut agama Islam dan mengubah namanya menjadi Muhammad Yahya.
Dia kemudian menjadi penceramah. Dia berceramah di pengajian-pengajian. Isi ceramahnya rata-rata pengalamannya pindah agama dari Kristen ke Islam. Dia berceramah dengan gaya blak-blakan.
Namanya mulai dikenal publik setelah viral potongan-potongan ceramahnya menjelang Pilpres 2019.