Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
JK dan Din Berdoa di Pusara Ismail Haniyeh: Semoga Fatah-Hamas Bersatu
2 Agustus 2024 23:49 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla atau JK, menghadiri pemakaman pimpinan politik Hamas, Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, Jumat, (2/8), waktu setempat.
ADVERTISEMENT
JK terlihat didampingi Menkumham 2004-2007 Hamid Awaluddin, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, serta Dubes RI untuk Qatar Ridwan Hassan.
JK dan rombongan sebelumnya salat Jumat di Masjid Negara Qatar, dilanjutkan salat jenazah Haniyeh. Pemakaman dilakukan di pemakaman keluarga Keamiran Qatar. Ia juga berkesempatan berdoa di pusara Ismail Haniyeh.
"Kita berharap peristiwa kematian tokoh Hamas ini menjadi momentum persatuan rakyat Palestina, khususnya persatuan antara Fatah dan Hamas," kata JK dalam keterangannya.
"Persatuan keduanya merupakan syarat mutlak bagi kekuatan Palestina. Setelah itu baru diusahakan perdamaian antara Palestina dengan Israel," tegas Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia dan Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.
Sedangkan Din Syamsuddin menilai kematian Ismail Haniyeh merupakan semacam blessing in disguise bagi upaya persatuan Hamas dan Fatah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengharapkan agar kematian Ismail Haniyeh tidak menjadi fitnah atau pertentangan dan perpecahan baik antara Hamas dan Fatah. Juga antara negara-negara Arab dan Iran, negara tempat Ismail Haniyeh wafat terbunuh.
"Kematian Ismail Haniyeh tetap akan memunculkan tokoh baru Hamas, dan perjuangan membebaskan diri dari penjajahan Zionis Israel tetap akan berlanjut," kata Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta itu.
JK selama ini dianggap mewakili Indonesia pada pemakaman tokoh dunia lain, dan menanamkan harapan bagi Indonesia untuk menjadi penengah bagi konflik di dunia.
"Pak Jusuf Kalla merupakan sosok pencipta perdamaian dan rekonsiliasi baik pada tingkat nasional maupun internasional," kata Din.
Sekilas Hamas dan Fatah
ADVERTISEMENT
Hamas saat ini menguasai Gaza. Sedangkan Fatah memerintah di Tepi Barat lewat Otoritas Palestina.
Hamas berkuasa di Gaza sejak 2007 lewat pertempuran sengit melawan Fatah.
Sementara itu, sejak Israel menyerang Gaza pada Oktober 2023 lalu, China aktif menyerukan gencatan senjata. Selain itu China mendukung penuh terwujudnya gencatan senjata.
Hamas dan Fatah juga sempat dilaporkan bertemu di China pada April lalu.
“Perwakilan Gerakan Pembebasan Nasional Palestina (Fatah) dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) baru saja datang ke Beijing,” ucap jubir Kemlu China Lin Jian pada Selasa (30/4), seperti dikutip dari Reuters.
“Dua pihak sepenuhnya menyatakan keinginan politik untuk mencapai rekonsiliasi lewat dialog dan konsultasi, serta membicarakan isu spesifik dan membuat kemajuan positif,” sambung dia.
ADVERTISEMENT