JK Ungkap Suasana Pemakaman Haniyeh di Doha: Sangat Emosional dan Penuh Takbir

8 Agustus 2024 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh, tewas terbunuh di Iran pada Rabu (31/7) lalu. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Doha, Qatar, pada Jumat (2/8).
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, turut menghadiri prosesi pemakaman tersebut. Sepulang dari Qatar, Jusuf Kalla berbagi cerita tentang situasi di sana dalam diskusi eksklusif DipTalk bersama kumparan.
Jusuf Kalla, yang akrab disapa JK, mengungkapkan suasana di Doha yang berbeda antara masyarakat umum dan kelompok yang hadir di masjid.
"Kalau suasana umum, tidak terasa ya karena Doha itu kota internasional. Yang terjadi kalau waktu di masjid itu, kelompok-kelompok besar yang ada itu sangat emosional di masjid sehingga takbir berkali-kali di masjid itu mungkin orang-orang Palestina yang ada di sana dan juga anak muda-muda," jelas JK di kediamannya, Selasa (6/8).
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla menghadiri pemakaman pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Doha, Qatar, Jumat (8/2/2024). Foto: Dok. Tim Media JK
Ketika ditanya mengenai duka yang dirasakan oleh masyarakat Iran, JK memberikan pandangannya.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat dan baca apa yang di Iran dan juga suasana di Doha dan delegasi besar Iran datang. Pertama penuh emosi, tentu penuh emosi bahwa sahabat dia yang selalu dia bantu selama ini. Bukan rahasia umum lagi bahwa Hamas itu banyak berhubungan dan dibantu oleh Iran. Baik dalam mungkin strategi militer, persenjataan," ujar JK.
JK menambahkan, insiden itu menjadi tamparan bagi Iran dalam hal keamanan.
"Di samping itu merasa dipermalukan juga bahwa tamunya dibunuh di rumahnya. Itu juga menjadi bahaya. Ada dua hal di situ. Pertama, dilecehkan. Kedua juga, mengukur kelemahan security di Iran juga. Bagi Iran sendiri introspeksi yang bagus. Karena Ismail Haniyeh itu dibunuhnya di Guest House yang ada di Asrama Tentara. Jadi bagaimana bisa tembus itu?" katanya.
DipTalk bersama Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Eks Wapres RI ke-10 dan 12 itu kemudian menjelaskan dua kemungkinan penyebab pembunuhan Haniyeh.
ADVERTISEMENT
"Memang ada dua versi, ada versi dia letakkan bom, versi ke-2 ada projektil atau kit kecil lah. Saya kira kalau bom ditanam di situ, pastikan sebelum dia masuk ke ruangan itu pasti diperiksa dulu," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, JK menyampaikan harapannya agar insiden itu tidak memicu perang besar-besaran di Timur Tengah.
"Sehingga mereka marah dan juga secara emosi ingin membalas. Tapi kita lihatlah mudah-mudahan itu tidak meluas menjadi perang besar-besaran di Timur Tengah. Karena itu juga berbahaya untuk semua orang," pungkasnya.