Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Jokowi Ceritakan Sulitnya Proses Capai Konsensus pada KTT Asia Timur di Jakarta
7 September 2023 18:51 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pertemuan KTT Asia Timur (EAS) pada Kamis (7/9) di Jakarta tidak berjalan mulus saat pembahasan konsensus. Namun, konsensus akhirnya bisa terwujud.
ADVERTISEMENT
Situasi pembahasan EAS diungkap Presiden Jokowi. Ia mengatakan, persaingan geopolitik kental terasa pada KTT EAS.
"Setelah melalui proses yang panjang dan sulit, akhirnya kita berhasil menyepakati EAS Leaders’ Joint Statement mengenai epicentrum of growth. Sekali lagi, ini bukan proses yang mudah," kata Jokowi di Jakarta Convention Center.
"Tarik menarik geopolitik yang sangat kental mengingatkan saya seperti saat G20 di Bali. Tapi alhamdulillah konsensus tercapai," sambung dia.
Pada KTT G20 di Bali tahun lalu, terjadi ketegangan akibat kehadiran Rusia yang ketika itu baru meluncurkan operasi militer ke Ukraina. Tindakan Rusia ditentang Barat dipimpin oleh AS.
AS dan sekutunya bahkan meminta Indonesia, sebagai ketua saat itu, untuk mengeluarkan Rusia. Namun, Indonesia menjalankan mandat G20 yaitu mengundang semua negara anggota.
ADVERTISEMENT
Indonesia mengundang pula Ukraina yang sedang berselisih dengan Rusia.
Sementara itu, pada EAS kali ini, Rusia dan AS kembali berada di satu forum. AS dipimpin oleh Wapres Kamala Harris. Rusia diwakilkan Menlu Sergey Lavrov.
Bukan cuma Rusia, terdapat pula PM China Li Qiang. AS dan China adalah dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar, nomor satu dan dua. Mereka kerap bertikai atas isu Taiwan sampai berebut pengaruh di Pasifik sampai Laut China Selatan.
Terkait sulitnya pembahasan EAS diceritakan oleh Menlu Retno. Bahkan, diakuinya ada perbedaan tajam selama pembahasan KTT EAS.
"Di sini tadi lima menit sebelum EAS dimulai kita baru bisa menyelesaikan semuanya," kata Retno.
"Di tengah perbedaan yang tajam yang lebar masih ada harapan masih ada optimisme untuk bekerja sama dan deklarasi yang dihasilkan mengenai epicentrum of growth yang manfaatnya untuk ratusan juta orang di Asia Tenggara dan beyond," sambung dia.
ADVERTISEMENT