Jokowi Ingin Istilah Radikalisme Diganti Manipulator Agama

31 Oktober 2019 16:48 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat terbatas. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat terbatas. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo meminta Menko Polhukam Mahfud MD untuk lebih serius memberantas paham radikal. Selain itu, ia juga menyarankan agar istilah radikalisme diganti menjadi manipulator agama.
ADVERTISEMENT
"Harus ada upaya serius untuk mencegah meluasnya, apa yang sekarang ini banyak disebut, radikalisme. Atau mungkin, apakah ada istilah lain yang bisa kita gunakan? Misalnya manipulator agama," kata Jokowi di rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/10).
Presiden Joko Widodo (kiri) saat berdialog dengan wartawan kepresidenan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Dalam pembentukan Kabinet Indonesia Maju, sebenarnya Jokowi sudah menunjukkan keseriusannya dalam menangkal radikalisme. Salah satunya, dengan menunjuk Jenderal (Purn) TNI Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.
Untuk mengimbanginya, Jokowi menunjuk Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid sebagai Wakil Menteri Agama. Keduanya diharapkan bisa membantu memberantas dan menekan penyebaran radikalisme di Indonesia.
"Kita ingin yang berkaitan dengan pemberantasan radikalisme, yang berkaitan dengan intoleransi, betul-betul secara konkret bisa dilakukan oleh Kemenag," kata Jokowi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT