Jokowi: Mengatasi Terorisme dengan Pendekatan Agama dan Budaya

22 Mei 2017 3:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi di KTT Arab Islam Amerika. (Foto: Laily Rachev/Biro Pers Kepresidenan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di KTT Arab Islam Amerika. (Foto: Laily Rachev/Biro Pers Kepresidenan)
Presiden Joko Widodo menyampaikan pandangannya terkait penanganan terorisme di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika di Conference Hall King Abdulaziz Convention Center, Riyadh, Arab Saudi, Minggu (21/5). Menurutnya penanganan terorisme harus melalui pendekatan agama dan budaya.
ADVERTISEMENT
Dalam pidato, Jokowi mengatakan sejarah mencatat bahwa senjata dan kekuatan militer saja tidak akan mampu mengatasi terorisme. Pasalnya, pemikiran yang keliru hanya dapat diubah dengan cara berpikir yang benar.
"Untuk program deradikalisasi, misalnya otoritas Indonesia melibatkan masyarakat, keluarga, termasuk keluarga mantan nara pidana terorisme yang sudah sadar dan organisasi masyarakat,” kata Jokowi.
Dia mengatakan Indonesia meyakini pentingnya menyeimbangkan pendekatan hard power dengan pendekatan soft power. Oleh karena itu pendekatan agama dan budaya sangat diperlukan untuk menangani permasalahan terorisme.
Presiden Jokowi di KTT Arab Islam Amerika. (Foto: Laily Rachev/Biro Pers Kepresidenan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di KTT Arab Islam Amerika. (Foto: Laily Rachev/Biro Pers Kepresidenan)
Selanjutnya untuk menentang radikalisasi, perlu untuk mengajak kaum muda. Aksi kontra radikalisasi itu dapat dilakukan dengan menyebarkan pesan damai melalui sosial media.
ADVERTISEMENT
Menurutnya pesan-pesan damai sekarang yang harus diperbanyak, bukan kekerasan. Sebab, kekerasan yang dilakukan nantinya akan melahirkan kekerasan baru lainnya.
"Kami juga melibatkan dua organisasi islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk terus mensyiarkan islam yang damai dan toleran,” imbuhnya.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan KTT ini memiliki makna penting untuk mengirimkan pesan kemitraan dunia Islam dengan Amerika Serikat. KTT yang dihadiri 55 negara ini diharapkan dapat menghilangkan persepsi bahwa Amerika Serikat melihat Islam sebagai musuh.
“Yang lebih penting lagi pertemuan ini harus mampu meningkatkan kerja sama pemberantasan terorisme dan sekaligus mengirimkan pesan perdamaian kepada dunia,” ujar Jokowi.