Sempat Tegang, Trump Jamin Hubungan AS-Bahrain Tetap Indah

21 Mei 2017 15:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Trump dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Trump dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan bahwa hubungan Washington dan Bahrain akan semakin meningkat. Walau sebelumnya, kedua negara itu sempat bersitegang
ADVERTISEMENT
Hal itu ia ungkapkan usai bertemu dengan Raja Bahrain Sheikh Hamad bin Issa al-Khalifa di sela-sela kunjungannya ke Riyadh, Arab Saudi.
"Negara kita memiliki hubungan yang indah bersama tapi ada sedikit ketegangan. Namun pemerintah saat ini tidak akan memberikan tekanan," kata Donald Trump seperti dikutip dari Reuters, Minggu (21/5).
Ditambahkan Trump, ia percaya kedua negara akan memiliki hubungan diplomatik yang sangat panjang. Ia pun berharap hubungan kedua negara bisa menghasilkan banyak sesuatu.
Trump dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
Trump dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
"Saya sangat menantikan banyak hal yang bisa terjadi antara kedua negara dalam hubungan yang panjang ini," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Tahun ini rencananya Washington akan melakukan penjualan 19 pesawat Lockheed Martin F-16 dan peralatan terkait ke Bahrain. Jumlah penjualan itu ditaksir senilai 5 miliar dolar AS.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khaled bin Ahmed al-Khalifa sempat mengatakan ke Reuters kalau Trump lebih memahami sekutunya dibanding dengan Barack Obama. Trump berada di Arab Saudi untuk menghadiri KTT Arab Islam Amerika di Kota Riyadh.
Ketegangan kedua negara bermula saat Bahrain melakukan eksekusi kepada tiga penganut syiah. Ketiganya kemudian dijatuhi hukuman mati.
Saat itu melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri AS John Kirby, dikatakan ekseskusi tersebut bisa menimbulkan ketegangan di Bahrain.
ADVERTISEMENT
"Kami khawatir bahwa eksekusi ini terjadi pada saat ketegangan meningkat di Bahrain," kata John Kirby, Selasa (17/1).