Jokowi: Saya Tak Ragu Beri Tempat Buat AHY

21 Februari 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menteri ATR/BPN AHY dilantik Presiden Jokowi. Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ATR/BPN AHY dilantik Presiden Jokowi. Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi resmi melantik Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Menteri ATR/Kepala BPN. Jokowi dengan tegas tidak ragu memberikan posisi strategis itu untuk politikus berusia 45 tahun itu.
ADVERTISEMENT
"Saya kira, saya tidak ragu memberikan tempat untuk Kementerian ATR/BPN, saya kira ini urusan manajemen, saya kira beliau akan sangat siap," kata Jokowi usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/2).
Jokowi menilai, sejumlah hal yang harus diselesaikan AHY di ranah pertanahan khususnya, perlu kemampuan manajemen yang baik. Latar belakang AHY cukup meyakinkan Jokowi untuk memberi posisi itu.
"Ketum Partai Demokrat pertama. Beliau juga alumni Akademi Militer, Akmil. Juga pendidikan di Nanyang University, Harvard University," jelas Jokowi.
AHY, Annisa Pohan, Jokowi, usai pelantikan sebagai Menteri ATR/Kepala BPN, Rabu (21/2/2024). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
AHY selama ini memang lama berkarier di militer. Peraih Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik Akmil 2000, sejumlah posisi dan tugas penting sempat diembannya.
Prestasinya di militer juga membawanya ke sejumlah kampus untuk menjalani berbagai pendidikan di luar negeri. AHY akhirnya meninggalkan karier di militer dengan pangkat terakhir mayor untuk terjun ke dunia politik, meneruskan jejak ayahnya. Saat itu dia masih menjabat sebagai Danyonif Mekanis 303/Arya Kamuning.
ADVERTISEMENT
AHY keluar dari TNI AD lalu memutuskan ikut Pilkada DKI Jakarta 2017 bersama Sylviana Murni. Kalah di DKI, AHY melanjutkan karier politik hingga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
AHY kemudian mencoba peruntungan di Pilpres 2024 dengan target menjadi cawapres di Koalisi Perubahan berduet dengan Anies Baswedan. Namun, langkah ini tak tercapai sehingga Demokrat loncat ke koalisi Prabowo-Gibran, yang mendapat sokongan Jokowi.