Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Kain hitam bertuliskan #SAVETVRI menyelimuti pagar kantor TVRI , Senayan, Jakarta, Senin (20/1) pagi. Kondisi tersebut terjadi beberapa waktu usai Dewan Pengawas TVRI memberhentikan Helmy Yahya dari Direktur Utama TVRI.
ADVERTISEMENT
Ungkapan kekecewaan tertulis di kain hitam tersebut. Tak hanya di pagar, kain hitam bertuliskan '#savetvri Jangan Kerdilkan Kami' menghiasi gedung bertingkat kantor TVRI.
Sementara itu, di dalam lobi kantor, layar LED pun ditayangkan hal serupa. Tulisan 'Pikirkan Kesejahteraan Kami Melalui Tunkin', 'Kami Maju dengan TVRI Saat Ini', 'Jangan Kerdilkan TVRI, dan 'Save TVRI', bergantian ditayangkan di layar tersebut.
Belum diketahui secara pasti pihak yang melakukan protes. Namun, pada Kamis (16/1), Dewas TVRI memberhentikan Helmy Yahya dari jabatan Direktur Utama TVRI periode 2017-2022.
Pemberhentian itu menuai reaksi dari sejumlah karyawan. Mulai dari aksi segel ruangan Dewas TVRI hingga ingin melayangkan mosi tidak percaya ke Dewas TVRI.
"Dewan Pengawas LPP TVRI berniat mengerdilkan kembali TVRI. Oleh karena itu, kami karyawan dan karyawati TVRI menyampaikan pernyataan ini, bahwa kami menyampaikan mosi tidak percaya kepada Dewan Pengawas LPP TVRI," kata perwakilan karyawan TVRI, Agil Samal, di restoran Pulau Dua, Jakarta Selatan, Jumat (17/1).
Dia merasa Dewas selalu memandang sebelah mata kinerja dari Direksi TVRI di bawah kepemimpinan Helmy Yahya. Padahal, menurutnya, kinerja dari Helmy Yahya dan jajaran sudah baik.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT