Karyawan TVRI Layangkan Mosi Tidak Percaya Kepada Dewan Pengawas

17 Januari 2020 20:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perwakilan karyawan TVRI, Agil Samal. Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perwakilan karyawan TVRI, Agil Samal. Foto: Abyan Faisal Putratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah karyawan TVRI memprotes tindakan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI yang memberhentikan Helmy Yahya sebagai Direktur Utama TVRI pada Kamis (16/1). Mereka menyatakan mosi tidak percaya terhadap Dewas TVRI.
ADVERTISEMENT
"Dewan Pengawas LPP TVRI berniat mengerdilkan kembali TVRI. Oleh karena itu, kami karyawan dan karyawati TVRI menyampaikan pernyataan ini, bahwa kami menyampaikan mosi tidak percaya kepada Dewan Pengawas LPP TVRI," kata perwakilan karyawan TVRI, Agil Samal, di restoran Pulau Dua, Jakarta Selatan, Jumat (17/1).
Agil mengklaim ada 4.000 karyawan TVRI yang melayangkan mosi tidak percaya.
Dia merasa Dewas selalu memandang sebelah mata kinerja dari Direksi TVRI di bawah kepemimpinan Helmy Yahya. Padahal, menurutnya, kinerja dari Helmy Yahya dan jajaran sudah baik.
Helmy Yahya (kedua kanan) saat Konferensi Pers Pemberhentianya Sebagai Dirut TVRI, Jumat (17/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Dewan Pengawas LPP TVRI tidak pernah melihat pencapaian Direksi TVRI yang mampu mengangkat harkat dan martabat TVRI sebagai sebuah stasiun televisi yang layak ditonton," tuturnya.
Selain itu, Agil menilai Dewas TVRI bersikap tidak adil terhadap Helmy Yahya yang berujung pada pemecatannya.
ADVERTISEMENT
"Dewan pengawas LPP TVRI telah bertindak semena-mena dan subjektif," ucapnya.
Oleh karena itu, ia meminta agar Presiden Jokowi hingga Menkominfo Johnny G Plate mengambil langkah untuk menyelamatkan TVRI.
"Kami mohon agar pihak-pihak yang dapat memberikan pertolongan kepada TVRI untuk mencapai waktu ke depan, Bapak Presiden RI, Menkominfo, Komisi I DPR, untuk memberikan pertolongan terhadap TVRI pada saat ini," ujar Agil.
"Karena pada saat ini kami telah dizalimi, kami tengah maju untuk memperbaiki layar TVRI tapi kami dipangkas di tengah," sambungnya.
Di lain sisi, ia mengatakan penyegelan ruangan Dewas TVRI juga termasuk bentuk protes. Penyegelan dilakukan pada Kamis (16/1) malam hingga Jumat (17/1) pagi.
"Itu spontanitas kami, ketika kami sadar betul bahwa ini upaya pengerdilan sehingga kami memberikan, terkejut kepada Dewas, bahwa ini pantas untuk kami lakukan. Sehingga dunia bisa melihat saat ini TVRI tengah dikerdilkan oleh Dewas," tutup dia.
ADVERTISEMENT