Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah memutuskan untuk menyetop sementara distribusi serta penggunaan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 untuk dilakukan uji toksisitas serta sterilitas oleh BPOM.
ADVERTISEMENT
Penangguhan tersebut menyusul meninggalnya Trio Fauqi Virdaus, seorang pemuda asal Buaran, Jakarta Timur, usai melakukan vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.
Lalu, bagaimana nasib vaksinasi serta suplai vaksin AstraZeneca batch tersebut yang dimiliki oleh DKI Jakarta?
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria , menyatakan bahwa Pemprov DKI akan sepenuhnya mengikuti arahan dari pemerintah pusat. Jika pemerintah dan WHO menyatakan bahwa vaksin tersebut telah teruji keamanannya, Pemprov akan mengikuti.
“Memang vaksin kan ada beberapa, tidak hanya AstraZeneca. Jadi semuanya kita upayakan, sampai hari ini kita terus mengikuti regulasi yang ada, terkait vaksin itu memang kewenangan pemerintah pusat,” jelas Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (17/5).
“Kami pemerintah daerah mengikuti arah dan kebijakan, keputusan dari pemerintah pusat. Vaksin mana pun yang disiapkan, yang dinyatakan oleh pemerintah pusat dan WHO dirasa aman, ya, kami laksanakan,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI, kata Riza, hanya merupakan pihak yang menyiapkan sarana dan prasarana program vaksinasi di Ibu Kota. Sehingga seluruh keputusan penggunaan vaksin tertentu akan kembali ke pemerintah pusat.
“Ya semua kembali kepada keputusan pemerintah pusat. Tugas kami hanya menyiapkan faskes, pelaksana dari pada penyuntikan, menyiapkan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Semua terkait vaksin kami terima dari pemerintah pusat dan akan kami laksanakan sesuai dengan arah kebijakan dan keputusan pemerintah pusat,” pungkas Riza.
Seperti diketahui, DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang telah menerima vaksin AstraZeneca batch CTMAV547, bersamaan dengan Sulawesi Utara. Batch ini berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3,852,000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada tanggal 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.
ADVERTISEMENT