Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kecelakaan di Tol Cipularang KM 92: Polisi Olah TKP; Sopir Truk Belum Diperiksa
13 November 2024 7:48 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Tabrakan beruntun yang melibatkan 17 Kendaraan di Tol Cipularang KM 92 terjadi kemarin Senin (11/11) sekitar pukul 15.18 WIB. Kasus ini terus diselidiki polisi untuk mencari tahu penyebab pasti kecelakaan yang menewaskan satu orang tersebut.
ADVERTISEMENT
Olah TKP dilakukan polisi pada Selasa (12/11) pagi. Tim traffic accident analysis (TAA) Ditlantas Polda Jabar turun tangan untuk mendalami penyebab kecelakaan beruntun tersebut.
Pemeriksaan TKP ini untuk mengetahui faktor jalan, cuaca, kondisi kendaraan hingga dugaan kelalaian dari manusia yang menyebabkan kecelakaan.
Selama olah TKP lalu lintas ke arah Jakarta dialihkan melalui jalur arteri. Olah TKP dilakukan sepanjang 400 meter dari KM 92.600 hingga KM 92.200. Estimasi olah TKP sekitar 30 menit.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, Wadirlantas Polda Jabar, AKBP Edwin Affandi menyoroti posisi persneling gigi 4 truk.
"Posisi persneling truk tronton bermuatan kardus ini berada di gigi empat, tentu itu posisi yang tinggi untuk kondisi jalanan yang menurun," ucap Edwin kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa (12/11).
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, ia mengatakan, sopir diduga tidak memaksimalkan penggunaan engine brake.
"Dalam posisi menurun, persneling seharusnya berada di posisi rendah untuk memaksimalkan engine brake. Artinya di turunan seperti ini, pengemudi tidak menggunakan engine brake secara maksimal," katanya.
Sopir Truk Belum Diperiksa
Sopir truk kontainer berinisial R (43 tahun) yang terlibat tabrakan maut tersebut hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Kapolres Purwakarta, AKBP Lilik Ardiansyah, mengatakan pihaknya menunggu kondisi sang sopir membaik untuk dilakukan pemeriksan. Termasuk untuk menjalani tes urine.
"Sementara masih akan diperiksa. Tidak lama lagi Pak, sambil menunggu kondisi yang bersangkutan, baru kita mulai pemeriksaan," kata Lilik kepada kumparan, Selasa (12/11).
Lilik juga belum dapat menyimpulkan apakah truk tersebut overload overdimension (ODOL) atau tidak. "Nah kita akan libatkan instansi terkait dari Dishub," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pemilik Truk Harus Tanggung Jawab
Pengamat Transportasi, Budiyanto, menilai perusahaan yang memberi titah sopir truk untuk mengangkut kardus juga dapat diminta pertanggungjawaban. Bila, perusahaan mengetahui truk itu dalam kondisi tak laik jalan tapi memaksa sopir truk untuk tetap mengemudi.
"Kalau mungkin nanti ada pengakuan dari pada sopir 'Ya, Pak, ini sebenarnya kendaraan tidak layak jalan, kemudian saya dipaksakan oleh yang bertanggung jawab' di situ bisa saja dikenakan (Pasal) 55 turut serta," kata Budiyanto melalui sambungan telepon pada Selasa (12/11).
Sebab, menurut mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya tersebut, acap kali ada perusahaan yang tetap memaksakan pengemudi truk meski sudah mengetahui truk yang dikemudikan dalam kondisi tak layak jalan.
Meskipun begitu, Budiyanto mengatakan penetapan tersangka tetap bergantung pada hasil penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh polisi. Penyelidikan yang dilakukan mesti dilakukan secara komperhensif.
ADVERTISEMENT
Cerita Anggota TNI AD yang Turut Jadi Korban
Kendaraan Dinas TNI AD yang ditumpangi 3 orang turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut. Letkol Inf Sutrisno salah seorang anggota TNI AD yang jadi korban mengaku kaget melihat mobilnya berada di tumpukan paling atas saat tabrakan beruntun tersebut.
Saat kejadian dirinya merasa mobil yang ditumpanginya seperti ditabrak kontainer, karena terasa begitu kerasnya benturan dari belakang.
"Setelah merasakan benturan dari belakang, hampir tak sadarkan diri dan merasa saya ada yang menggotong keluar mobil kemudian dibawa ke ambulans," katanya.
Setelah dibawa ke ambulans, Sutrisno mengaku sudah tak ingat apa-apa, baru sadar saat sudah berada di Rumah Sakit.
"Luka yang saya rasakan pusing di kepala ada memar luka benturan, di tangan lecet-lecet dan leher dan punggung terasa sakit, khususnya di tulang iga sebelah kanan," ucapnya
ADVERTISEMENT
"Saat ini saya dan dua anggota TNI lainnya masih menjalani perawatan medis di RS Abdul Radjak," imbuhnya.
Pilu Kakak Korban Tewas
Sonia Aprilia (22 tahun), kakak korban kecelakaan beruntun Salsabila (13 tahun), meyakini adiknya melindungi anak korban Nadine Azkiya Putri (2) saat kecelakaan maut di Tol Cipularang Km 92 arah Jakarta. Salsabila tewas dan Nadine selamat.
Sonia meyakini sang adik tewas karena tertimpa kardus truk yang menabrak mobil yang dibawa Kartika Eka Putri (27), ibu Nadine, saat pulang dari Bandung.
"Ditabrak sama truk kardus-kardus, kardusnya itu jatoh semua kan, menima si Salsa. Salsa enggak ada luka, bagian sini (menunjuk area depan tubuh depan) enggak ada luka. Cuma lukanya ada di belakang punggung," ujar Sonia kepada wartawan di rumahnya di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jaksel, Selasa (12/11).
ADVERTISEMENT
Sambil menunjukkan gestur meringkuk seperti menutupi sesuatu, Sonia meyakini bahwa itu posisi terakhir adiknya yang duduk kursi tengah bersama anak korban yang berusia 2 tahun.
"Juga ga tau mungkin ngelindungin si anaknya itu, si anaknya juga ni, si Nadinenya, si Nadinenya enggak apa-apa kan. Makanya jadi kayak gitu [Nadine selamat]," sambungnya.
Lebih lanjut, Sonia meyakini sang adik meninggal karena luka dalam di kepala akibat benturan yang dialaminya.
"Mungkin sama kepala tuh kebentur di dalam. Jadi pembuluh darahnya pecah. Jadi langsung meninggal di tempat," tutur Sonia.