Faktor Jalan Menurun & Hujan, Risiko Kecelakaan Meningkat di Tol Cipularang

13 November 2024 5:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban selamat berada di antara kendaraan yang rusak di Kantor PJR Tol Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Korban selamat berada di antara kendaraan yang rusak di Kantor PJR Tol Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/11/2024). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan akan mengerahkan timnya untuk ikut serta melakukan investigasi terkait kecelakaan beruntun yang terjadi di ruas Tol Cipularang KM 91-92.
ADVERTISEMENT
Kecelakaan terjadi diduga karena truk kontainer yang membawa kardus hilang kendali dan menabrak 17 kendaraan lainnya pada Senin (11/11/2024).
Pria yang karib disapa Wildan tersebut menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kecelakaan di ruas Tol Cipularang. Salah satunya adalah faktor cuaca dan kondisi jalan yang menurun.
Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91-92 arah Jakarta, Senin (11/11/2024). Foto: Kainduk PJR Tol Cipularang
Wildan menyarankan, ketika hujan ada baiknya tetap fokus menjaga konsentrasi hingga mengatur kecepatan kendaraan.
“Untuk semua kendaraan, pada saat kondisi hujan, usahakan kecepatannya jangan sampai lebih dari 70 km/jam. Kecepatan 60 km/jam itu sudah cukup aman untuk menghindari terjadinya aquaplaning,” jelas Wildan kepada kumparan, Senin (11/11/2024).
Karena kata Wildan, risiko genangan air di jalan tol saat hujan masih ada. Jadi ia mengimbau untuk mengurangi kecepatan, saat menemukan kondisi hujan.
Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91-92 arah Jakarta, Senin (11/11/2024). Foto: Dok. Istimewa
“Kemudian untuk kendaraan besar pada saat melalui jalan menurun. Harus ingat dia harus menggunakan gigi rendah. Jangan menggunakan gigi tinggi dan hindari pengereman panjang dan berulang. Itu yang akan meningkatkan risiko kegagalan pengereman,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga Wildan menekankan ketika melalui jalan menurun, khususnya kendaraan besar agar menggunakan gigi rendah yang bisa jadi pemicu rem blong pada kendaraan
“Ya, pokoknya kondisi apa pun kalau dia menggunakan gigi tinggi, kendaraan besar itu akan cenderung melakukan pengereman panjang dan berulang. Dan itu berisiko tinggi terhadap kegagalan pengereman,” tegasnya.
Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91-92 arah Jakarta, Senin (11/11/2024). Foto: Dok. Istimewa