Kedatangan Paus Diharapkan Jadi Momentum Penyelesaian Konflik Israel-Palestina

3 September 2024 18:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Fransiskus tiba di Bandara VIP Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (3/9/2024). Foto: Dok. Indonesia Papal Visit Comitee
zoom-in-whitePerbesar
Paus Fransiskus tiba di Bandara VIP Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (3/9/2024). Foto: Dok. Indonesia Papal Visit Comitee
ADVERTISEMENT
Paus Fransiskus tiba di Indonesia, Selasa (3/9). Selama berada di Jakarta, Paus akan menghadiri sejumlah agenda.
ADVERTISEMENT
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, berharap kehadiran Paus Fransiskus menjadi momentum untuk membahas penyelesaian konflik yang terjadi di berbagai wilayah terutama Rusia-Ukraina dan Palestina-Israel serta menciptakan perdamaian.
Sudarnoto menilai dalam menghentikan konflik Israel-Palestina perlu melibatkan tokoh-tokoh lintas agama. Sebab, kata dia, berbagai langkah politik dan diplomasi yang dilakukan selama ini masih jauh dari harapan. Israel masih saja melancarkan serangan ke Palestina.
"Seperti kita ketahui, berbagai langkah politik dan diplomasi untuk menghentikan genosida Israel atas Palestina sudah dilakukan antara lain dengan melakukan gencatan senjata secara permanen. Akan tetapi Langkah ini masih jauh dari harapan karena Israel tetap melancarkan serangan," kata Sudarnoto dalam keterangannya, Selasa (3/9).
Mary Lourdes dan Irfan Wael memberikan hand bouquet ke Paus Fransiskus, Selasa (3/9). Foto: Dok. Istimewa
"Karena itu, diperlukan cara lain antara lain dengan melibatkan tokoh-tokoh lintas agama dalam proses penghentian peperangan (peace making), menciptakan perdamaian (peace building) dan memperkokoh aksi dan solidaritas kemanusiaan (human fraternity)," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sudarnoto mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia sangat penting dan diharapkan dapat mendatangkan manfaat besar bagi penguatan hubungan antara umat beragama, tidak saja di Indonesia tapi juga di negara lain.
"Karena berbagai faktor, hubungan antar umat beragama sering terganggu. Agama-agama semestinya ditempatkan antara lain sebagai faktor penting bagi terwujudnya persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah/human fraternity), jangan dijadikan sebagai sumber kebencian (fobia), pertentangan dan bahkan penghancuran. Karena itu, saling respek dan menjaga agama-agama (Hifdud Din) haruslah dilakukan oleh masyarakat dan negara," ujarnya.
Pekerja mendorong papan reklame jelang misa akbar yang akan dipimpin oleh Paus Fransiskus di Kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (3/9/2024). Foto: ADITYA AJI / AFP
"Banyak fakta yang menunjukkan bahwa kedaulatan kemanusiaan telah dihancurkan untuk berbagai motif. Kekuatan agama harus hadir untuk membela dan mengangkat derajat kemanusiaan," lanjutnya.
Berikut keterangan resmi dari Sudarnoto Abdul Hakim terkait kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT